Pengertian belajar dan konsep belajar

KATA PENGANTAR

Puji Syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang maha esa, karena saya masih di berikan waktu untuk menyelesaikan makalah ini. Dan saya juga berterimakasih kepada Dosen pembimgbing dimana dengan membuat makalah ini akan lebih mengetahui bagaimana konsep belajar dan interaksi dalam pembelajaran.

Adapun judul yang di bahas dalam makalah ini adalah “Konsep Belajar dan Interaksi Dalam Pembelajaran” untuk memenuhi tugas mata kuliah Interaksi Belajar Mengajar. jika ada kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini diharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini, TERIMAKASIH.




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses belajar. Karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya. Agar terciptanya suasana yang nyaman dalam belajar, sehingga pelajar mengerti apa yang dijelasakan atau disampaikan pendidik kepada pelajar.
Kalau hal itu sudah terjadi bahwa pelajar harus mengetahui bagaimana konsep belajar baik dan benar, sehingga proses balajar mengajar berjalan dengan baik.


B. Rumusan masalah
1. pengertian belajar dan konsep belajar
2. makna dan konsep belajar
3. cara belajar yang baik
4. Faktor – faktor belajar
5. Pengertian interaksi dalam belajar
6. Macam-macam interaksi dalam pembelajaran
7. Proses interaksi dalam pembelajaran
8. Komponen – komponen pembelajaran




BAB II
PEMBAHASAN



A.PENGERETIAN BELAJAR DAN KONSEP BELAJAR
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, yang baik bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi) untuk menangkapi isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan ramah.

a. Kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran sendiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerapan analisis dan evaluasi.
b. Efektif yaitu kemampuan yang mengutamakan, perasaan, emosi, dan reaksi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri dari kategori penerimaan, partisipasi, penilaian sikap, organisai dan pembentukan pola hidup.
c. Sikromatik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing pola gerakan dan kreatiftas.



· Teori Belajar
Secara garis besar di geral ada tiga maupun besar teori belajar menurut pandangan psikologis yaitu teori disiplin mental, teoti behaklorisme dan teori cognitive
a. Teori disiplin mental
Teori balajar ini di kembangkan tanpa disadari eksperimen, ini berarti dasar orientasinya adalah tilosofis. Atau speculative teori menganggap bahwa dalam belajar mental siswa disiplinkan atau dilatih. Teori yang berlawanan sekali dengan teori disiplin mental ialah teori perkembangan alanurah, menurut teori ini, anul itu akan berkembang secara alamiah.

b. Teori Behaviorisme
Teori ini mengutamakan unsure-unsur atau bagian-bagian kecil, bersifat mekanisme, menekankan peranan lingkungan, menentukan kepentingan latihan.

c. Teori Cognitive
Teori cognitive meneliti tentang peralatan dan poten solving, dari pengamatannya ia menyelesaiakan penggunaan metode menghafal disekolah, dan menghendaki agar belajar dengan pengertian bukan hafalan akademis.


2.Makna dan Konsep belajar dan ciri belajar

Menurut para ahli belajar dapat diartikan sebagai proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan mula belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.
Setiap perilaku belajar ditandai oleh cirri perubahan yang spesifik antara lain: belajar menyebabkan pada aspek-aspek kepribadian yang berfungsi terus menerus belajar hanya terjadi dari pengalaman yang bersifat individual, belajar merupakan kegiatan yang bertujuan kearah yang ingin dicapai, belajar menghasilkan perubahan yang menyeluruh.

· Syarat agar peserta didik berhasil belajar
Agar peserta didik berhasil belajar diperlukan persyratan sebagai berikut
a. Kemampuan berpikir yang tinggi para siswa
b. Menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran
c. Bakat dan minat yang khusus
d. Menguasai bahan bahan yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran
e. Menguasai salah atau bahasa asing
f. Kehidupan ekonomi yang memadai
g. Menguasai teknik belajar di sekolah dan diluar sekolah

3.Cara Belajar yang baik
Cara belajar yang baik secara umum yaitu belajar secara efisien, mampu berbuat berbagai catatan, mampu membaca siap belajar, keterampilan belajar, memahami perbedaan belajar pada tingkatan sekolah seperti SD,SMA, dan SMU, dukungan orang tua yang paham akan perbedaan, status harga diri lebih kurang.
Cara dan teknik mengatasi kesulitan belajar adalah menetapkan target belajar, menghindari saran dan kritik yang ngatif, menciptakan situasi belajar, menyelenggarakan remedial program, dan memberi kesempatan agar peserta didik memperoleh pengalaman yang sukses.

4.Faktor – faktor Belajar

Dalam hal ini ada berbagai model klasifikasi pembagian faktor – faktor yang di perlukan dalam kegiatan belajar:
a. Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajar kalu pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hokum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan untuk belajar inilah yang tersebut dengan motivasi.

b. Konsentrasi
Konsentrasi dimaksudkan memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu siluas belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemutusan perhatian. Di dalam konsentrasi ini keterlibatan mental secara detail sangat di perlukan sehingga tidak”perhatian” sekedarnya.

c.Reaksi
Di dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan unsure fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi, pikiran dan otot-ototnya harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga belajar itu bertindak ataupun melakukannya. Belajar harus aktif tidak sekedar apa adanya, menyerah pada lingkungan, tetapi semua itu harus dipandang sebagi tantangan yang memerlukan reaksi, orang yang belajar harus aktif, bertindak dan melakukanya dengan segala panca indranya secara optimal.

C.Organisasi
Belajar dapat juga dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, marata atau menempatkan bagian bagian bahan pelajaran dalam suatu kesatuan pengertian. Untuk membuat siswa agar dapat mengorganisasikan fakta atau ide-ide dalam pikirannya.maka diperlukan perumusan tujuan yang jelas dalam belajar dengan demikian akan terjadi proses yang logis.

D.Pemahaman
Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran, karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan tilosofisnya, maksud dan implikas, serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa yang belajar. Memahami maksudnya, menagkap maknanya, adalah tujuan akhir dan setiap belajar dalam pemahaman, memiliki arti yang sangat mendasar yang melakukan bagian-bagian belajar pada proposisinya

E.Ulangan
Lupa merupakan sesuatu yang tercela dalam belajar, tetapi lupa adalah sifat urusan manusia. Setiap orang dapat lupa menyediakan menunjukkan, bahan sehari sesudah para siswa mempelajari suatu bahan pelajaran atau mendegarkan suatu ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran tersebut.

5. Pengertian interaksi dalam pembelajaran

Dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus ada interaksi. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.
Interaksi terdiri dari kata inter (antar), dan aksi (kegiatan). Jadi interaksi adalah kegiatan timbal balik. Dari segi terminologi “interaksi” mempunyai arti hal saling melakukan aksi; berhubungan; mempengaruhi; antar hubungan. Interaksi akan selalu berkait dengan istilah komunikasi atau hubungan. Sedang “komunikasi” berpangkal pada perkataan “communicare” yang berpartisipasi, memberitahukan, menjadi milik bersama. Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Jadi, interaksi belajar mengajar adalah kegiatan timbal balik antara guru dengan anak didik, atau dengan kata lain bahwa interaksi belajar mengajar adalah suatu kegiatan sosial, karena antara anak didik dengan temannya, antara si anak didik dengan gurunya ada suatu komunikasi sosial atau pergaulan.




6. Macam-macam interaksi dalam pembelajaran

Menurut Nana Sudjana, ada tiga pola komunikasi dalam proses interaksi guru-siswa, yakni komunikasi sebagai aksi, interaksi dan transaksi.

a. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

Yaitu guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif, siswa pasif, mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.

b. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah

Yaitu guru bisa berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Sebaliknya siswa, bisa penerima aksi bisa pula pemberi aksi. Dialog akan terjadi antara guru dengan siswa.

c. Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah

Yaitu komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa. Siswa dituntut aktif dari pada guru. Siswa, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa lain.

sedangkan menurut Profesor Djaali ada empat interaksi pendidikan yaitu :

(1) Interaksi murid dengan murid

(2) Interaksi murid dengan guru

(3) Interaksi murid dengan sumber belajar, dan

(4) Interaksi murid dengan lingkungan.

Pola arus interaksi guru-siswa di kelas memiliki berbagai kemungkinan arus komunikasi. Sedikitnya menurut Heinich ada empat pola arus komunikasi:

(1) komunikasi guru-siswa searah,

(2) komunikasi dua arah — arus bolak-balik–,

(3) komunikasi dua arah antara guru-siswa dan siswa-siswa,

(4) komunikasi optimal total arah.





1. Pola dasar interaksi

Dalam pola dasar interaksi belum terlihat unsur pembelajaran yang meliputi unsur guru, isi pembelajaran dan siswa yang semuanya belum ada yang mendominasi proses interaksi dalam pembelajaran. Dijelaskan bahwa adakalanya guru mendominasi proses interaksi, adakalanya isi yang lebih mendominasi, adakalanya juga siswa yang mendominasi interaksi tersebut atau bahkan adakalanya antara guru dan siswanya secara seimbang saling mendominasi.



2. Pola interaksi berpusat pada isi

Dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan guru mengajarkan isi pembelajaran disatu sisi dan siswa mempelajari isi pembelajaran tersebut disisi lain, namun kegiatan tersebut masih berpusat pada isi/materi pembelajaran.

3. Pola interaksi berpusat pada guru

Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata bepusat pada guru, pada umumnya terjadi proses yang bersifat penyajian atau penyampaian isi atau materi pembelajaran. Dalam praktik pembelajaran semacam ini, kegiatan sepenuhnya ada dipihak guru yang bersangkutan, sedangkan siswa hanya menerima dan diberi pembelajaran yang disebut juga siswa pasif.

4. Pola interaksi berpusat pada siswa

Pada pembelajaran yang kegiatannya semata-mata berpusat pada siswa, siswa merencanakan sendiri materi pembelajaran apa yang akan dipelajari dan melaksanakan proses belajar dalam mempelajari materi pembelajaran tersebut. Peran guru lebih banyak bersifat permisif, yakni membolehkan setiap kegiatan yang dilakukan para siswa dalam mempelajari apapun yang dikehendakinya.

Untuk meningkatkan keaktifan proses pembelajaran ini, guru membuat perencanaan sebaik-baiknya dan pelaksanaannya didasarkan atas rencana yang telah dibuat. Dengan cara semacam ini, diharapkan hasil belajar lebih baik lagi sehingga terjadi keseimbangan keaktifan baik dipihak guru maupun dipihak siswa.



7. Proses interaksi dalam pembelajaran

Dalam proses edukatif paling tidak mengandung ciri-ciri antara lain :

1. Ada tujuan yang ingin dicapai

2. Ada bahan/pesan yang menjadi isi interaksi

3. Ada pelajaran yang aktif mengalami

4. Ada guru yang melaksanakan

5. Ada metode untuk mencapai tujuan

6. Ada situasi yang memungkinkan proses belajar-mengajar berjalan dengan baik.

Adapun komponen-komponen tersebut meliputi :

1. Tujuan pendidikan dan pengajaran

2. Peserta didik atau siswa

3. Tenaga kependidikan khususnya guru,

4. Perencanaan pengajaran sebagai suatu segmen kurikulum

5. Strategi pembelajaran

6. Evaluasi pengajaran.

Faktor-faktor yang mendasari terjadinya interaksi edukatif adalah sebagai berikut.
Faktor tujuan
Faktor bahan/materi/isi
Faktor guru dan peserta didik
Faktor metode
Faktor situasi

8.Komponen-komponen Pembelajaran

Komponen-komponen tersebut antara lain adalah tujuan pengajaran yang ingin dicapai, materi pengajaran, metode pengajaran, media pengajaran, evaluasi, guru, siswa, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana pengajaran (Sudaryo, 1990 : 5).

a) Tujuan Pembelajaran

Tujuan merupakan salah satu komponen pembelajaran yang dapat
mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti materi, metode, media, evaluasi, peserta didik, administrasi pengajaran, sarana dan prasarana. Semua komponen itu harus sesuai dan digunakan untuk mencapai tujuan seefektif dan seefisien mungkin. Jika salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan, karena dengan tujuan menentukan ke arah mana kegiatan akan dibawa. Sebagai unsur penting untuk suatu kegiatan, maka dalam kegiatan apapun tujuan tidak bisa diabaikan.

b) Materi Pelajaran

Materi pelajaran merupakan komponen pembelajaran yang selama ini
dipahami oleh sebagian guru adalah buku paket mata pelajaran yang diwajibkan untuk dimiliki oleh peserta didik. Sumber belajar yang terbatas itu tentunya akan mempengaruhi pembelajaran tekstual terbatas pada buku paket yang dimiliki. Materi pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar (Djamarah dan Zain, 2006: 43). Tanpa materi pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Guru yang akan mengajar pasti memiliki dan harus menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan pada peserta didik.
c) Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara kerja yang sistematik dan umum, berfungsi sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan (Rohani, 2004 : 118). Semakin baik suatu metode makin efektif pula dalam pencapaiannya. Akan Tetapi tidak ada satupun metode yang paling baik bagi semua macam pencapaian tujuan, karena dipengaruhi oleh berbagai faktor dan yang paling
menentukan adalah tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Dalam menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun jenis metode-metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah: Metode Ceramah, Metode Tanya jawab, Metode Demonstrasi, Metode Experiment,Metode Resitasi/ penugasan,Metode Drill/latihan, Metode Problem solving, Metode Inquiry, Metode Teknik Klarifikasi Nilai, Metode Role Playing, Metode Simulasi, Metode Karya wisata, Metode Kerja Kelompok, Metode Diskusi, dan Metode Proyek.
d) Media Pembelajaran

Media pendidikan menurut Santoso S Hamidjojo dalam Rumamouk
(1988 : 6) adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran, dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut biasanya sudah dituangkan dalam garis-garis besar tujuan pembelajaran.

Danim (1994 : 12-13) mengemukakan penggunaan media oleh guru dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu :

1) Meningkatkan mutu pendidikan, di mana dapat mempercepat dan membantu guru menggunakan waktu belajar dengan lebih baik,

2) Pendidikan yang individual, dengan mengurangi kontrol guru yang tradisional dan kaku, memberi kesempatan luas kepada anak untuk berkembang menurut kemampuannya dan belajar sesuai cara yang dikehendakinya;

3) Pengajaran lebih ilmiah, dengan merencanakan program pengajaran yang logis, dan sistematis, serta mengembangkan kegiatan pengajaran melalui penelitian,

4) Data lebih konkret;

5) Membawa dunia nyata ke dalam kelas;

6) Penyajian pendidikan lebih luas.

e) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi atau penilaian dalam pembelajaran mutlak harus dilakukan oleh
guru, seperti yang dikemukakan oleh Rohani (2004: 168) bahwa penilaian
merupakan bagian integral dari pembelajaran itu sendiri, yang tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran. Penilaian bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program serta pelaksanaannya.

BAB III
KESIMPULAN

Belajar adalah proses interaksi dan belajar berlangsung yang paling sederhana sampai pada yang kompleks.
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplasit maupun implisit . selain kesimpulan diatas belajar adalah kualitas kemampuan kognitif, efektif dan spikomotorit untuk meningkatkan larat hidupnya sebagai pribadi, masyarakat.

Dalam proses pembelajaran antara pendidik dan peserta didik harus ada interaksi. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu. Lingkungan ini diatur serta diawasi agar kegiatan belajar terarah sesuai dengan tujuan pendidikan. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam pengembangan dirinya, yaitu pengembangan semua potensi, kecakapan, serta karakteristik pribadinya ke arah yang positif, baik bagi dirinya maupun lingkungannya.


Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi