Globalisasi terhadap Kehidupan Bangsa dan Negara Indonesia

1. Pengaruh Globalisasi Ekonomi
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegitan ekonomi dan perdagangan,dimana negara-negara diseluruh dunia menjadi satu kekatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa ribtangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif, sebaliknya juga membuka peluang masuknya produk-produk global ke dalam pasar domestik.hal ini menyebabkan batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat.

A. Lembaga Usaha Swasta,

Lembaga Usaha Swasta adalah kegiatan ekonomi (diluar perusahaan milik negara) yang dapat berupa PT, CV, Firma dan badab usaha swasta lainnya. Lembaga ini dilaksanakan oleh para industriawan, wiraswastawan atau para pengusaha lainnya. Fenomena globalisasi akan berpengaruh langsung atau tidak langsung pada kegiatan sektor ini. Pengaruh globalisasi terhadap lembaga swasta, antara lain sebagai berikut:

Ø Wawasan dalam berusaha, artinya globalisasi akan memberikan pengaruh pada cara pandang kaum wiraswastawan dalam melaksanakan perekonomian.

Ø Tantangan masa depan, artinya globalisasi menawarkan tantangan untuk dapat diatasi oleh kaum pengusaha yang berupa persaingan dalam berbagai macam hal.

Ø Dorongan kemajuan, artinya pada era globalisasi ini, mau tidak tidak mau para kaum pengusaha harus dapat meningkatkandiri dalam segala aspeknya agar tidak tergilas laju perkonomian global.

Ø Efektivitas dan efesiensi, artinya agar mampu bersaing di pasar bebas, maka efektivitas dan efesiensi produkbarang atau jasa harus menjadi pertimbangan utama.

Ø Penyerapan teknologi maju, artinya globalisasi memberikan peluang kepada para industri untuk memanfaatkan iptek yang tepat bagi usahanya.

Ø Pemerintah negara, yaitu para pejabat negara yang dipercaya sebagai pelaksana kebijakan publik dan penentu kebijaksanaan politik negara. Pengaruhnya yaitu adanya tekanan untuk meregulasi peraturan untuk mengakomodasi tuntutan sistem



B. perdagangan bebas misalnya meminimalkan bea masuk.

Pengaruh globalisasi pada lembaga ini adalah, sebagai berikut:
1. Adanya tekanan untuk mengulasi peraturan untuk mengakomodasi tuntutan sistem perdagangan bebas.
2. Menghormati kesepakatan internasional
3. Meminimalkan proteksi terhadap industri domestik.
4. Mendorong dilaksanakannya privatisasi BUMN.
5. Mencoptakan iklim yang kondusifdan meminimalkan campur tangan negara dalam kegiatan perekonomian.
6. Mendorong peningkatan kualitas pengusaha dalam melaksanakan kegitannya



2.5 Kekuatan Dan Kelemahan Indonesia Dalam Menghadapi Era Globalisasi

Globalisasi yang semakin cepat dan terbuka ini bagaimanapun tetap harus diwaspadai dan diantisipasi, karena globalisasi tidak dapat dihindari. Yang dapat dilakukan adalah menemukan strategi bagaimana agar bangsa ini mampu menemukan ritme dan alur yang mantap di dalam aliran globalisasi ini. Kewaspadaan dan antisipasi terhadap globalisasi ini sangat penting mengingat globalisasi itu sendiri membawa paradok tersendiri, seperti yang diungkapkan oleh John Naisbitt dalam Sumardi (2003) : (i) budaya global vs budaya lokal, (ii) universal vs individu, (iii) modern vs tradisional, (iv) jangka panjang (long term) vs jangka pendek (short term), dan (v) persaingan vs kesamaan kesempatan. Kemajuan pesat teknologi dalam wujud Triple T-Revolution (telecommunication-, transportation-, & trade-revolution) membuat hubungan antar negara menjadi sangat intens seolah mengubur hubungan negara bangsa dan membangun citra global.

Kemajuan dan globalisasi ini membawa muatan positif sekaligus negatif yang harus diantisipasi agar perubahan tersebut tidak menggilas dan melunturkan jati diri bangsa Indonesia, sebagai bagian dari peradaban dunia. Oleh karena itu, strategi lokal yang kuat dalam menjawab segenap peluang dan tantangan yang ada seiring semakin berkembangnya globalisasi adalah bagaimana menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan meminimalisasi kelemahan yang ada untuk memanfaatkan peluang dan mengantisipasi segenap tantangan yang muncul. Segenap kekuatan dan kelemahan yang dimaksud dalam hal ini adalah segenap aspek kehidupan bangsa (asta gatra) yang dimiliki oleh bangsa ini, yaitu diantaranya : (i) geografis, (ii) sumberdaya kekayaan alam, (iii) demografi, (iv) ideologi, (v) politik, (vi) ekonomi, (vii) sosial-budaya, dan (viii) pertahanan dan keamanan.

Secara geografis, Indonesia memiliki potensi wilayah darat, laut, udara dan iklim tropis yang cukup menjanjikan sebagai ruang hidup yang sangat baik dan strategis. Namun di sisi lain, optimalisasi pemanfaatan dan pengaturan ruangnya masih belum memadai, sehingga tumpang tindih pengaturan dan pemanfaatan ruangnya seringkali terjadi dan membawa konsekuensi terhadap in-harmonisasi.

Indonesia juga memiliki potensi sumber kekayaan alam (SKA) yang sangat besar, baik di daratan, lautan dan dirgantara, baik yang bersifat hayati maupun non hayati, serta yang dapat diperbaharui (renewable) maupun yang tidak dapat diperbaharuhi (non renewable). Hal ini merupakan keunggulan komparatif (comparative advantage) yang dapat dijadikan modal dan kekuatan dalam pembangunan nasional. Namun demikian, pemanfaatan dan pengelolaan potensi sumber kekayaan alam-nya belum atau bahkan tidak dilakukan secara optimal dan berkelanjutan. Pola-pola pemanfaatan jangka pendek (short term utilization) yang cenderung destruktif dan berlebihan lebih banyak dipraktekkan dibandingkan dengan orientasi pemanfaatan jangka panjang (long-term utilization) yang mengutamakan pola pemanfaatan optimal dan berkelanjutan. Bahkan prinsip-prinsip keadilan sosial dalam pemanfaatan dan distribusi hasil pemanfaatan acapkali terabaikan.

Di sisi lain, praktek pemanfaatan illegal (illegal utilization), pemanfaatan yang tidak tercatat (un-reported utilization) dan pemanfaatan yang tidak beraturan (un-regulated utilization) sangat bebas berlaku di negeri ribuan pulau ini. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai lebih kurang 250 juta jiwa dan termasuk Negara dengan populasi terbesar ke-4 di dunia, setelah China, India dan Amerika merupakan asset bangsa yang sangat besar dan merupakan keunggulan SDM secara komparatif, selain juga menjadi salah satu pangsa pasar terbesar dunia. Namun demikian, keberadaan potensi SDM yang demikian besar ini memerlukan penanganan yang baik dalam konteks kesehatan, pendidikan dan penyediaan lapangan pekerjaan, sehingga dapat bersaing dengan SDM Negara lain.

Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat Indonesia berpegang teguh pada ideologi Pancasila. Pancasila telah diterima sebagai satu-satunya azas dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat. Namun demikian, implementasi jiwa dan semangat yang terkandung dalam Pancasila tidak sepenuhnya diamalkan, bahkan dewasa ini penyimpangan terhadap sila kemanusiaan yang adil dan beradab serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia seolah-olah semakin menjauh dari bangsa ini. Dan ini merupakan kelemahan yang patut untuk diminimalisasi, sehingga cita-cita pendiri bangsa agar Pancasila menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia benar-benar dapat diimplementasikan secara utuh dan menyeluruh.

Sistem perpolitikan Negara yang mengedepankan musyawarah dan mufakat merupakan warisan pendiri bangsa dan merupakan kekuatan yang tidak terbantahkan untuk mencapai kemajuan bersama. Prinsip mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan selalu menjadi prinsip dasar kehidupan berpolitik bangsa. Sistem demokrasi Pancasila ini sedianya menjadi modal utama untuk menjadikan bangsa Indonesia sejajar dengan Negara lain dan menjadi teladan dalam kehidupan bernegara. Namun demikian, sistem ini mulai terkikis seiring maraknya sistem dan praktek politik yang mengedepankan kekuasaan sebagai tujuannya acapkali menjadi fenomena anak bangsa negeri ini.

Hal ini tentu harus diantisipasi dan diminimalisasi agar prinsip mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan dapat diwujudkan. Kekuatan ekonomi nasional yang ditopang oleh sektor primer dan sekunder dewasa ini secara tidak langsung merupakan kekuatan. Keberadaan sumber kekayaan alam yang demikian besar telah memberikan kekuatan ekonomi berbasis sumberdaya alam dan lingkungan. Namun demikian, kekuatan ekonomi seperti ini perlu diiringi dengan pengembangan sistem perekonomian berbasis nilai tambah (added value), sehingga dibutuhkan sistem perindustrian yang lebih baik. Selain itu, praktek perekonomian biaya tinggi (high cost economy) kerap berlaku di Indonesia, sehingga dapat menghambat pembangunan nasional.

Kekuatan bangsa Indonesia dalam konteks sosial-budaya adalah terletak pada kebhinekaannya. Bhineka Tunggal Ika sebagai motto Negara telah menjadi dasar pandangan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat bahwa Indonesia adalah sebuah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik. Artinya bahwa warna dan ragam suku merupakan khasanah kehidupan, tetapi jiwa dan semangatnya tetap satu, yaitu berbangsa satu bangsa Indonesia, berbahasa satu bahasa Indonesia dan bertanah air satu tanah air Indonesia. Motto Negara Indonesia ini bahkan ditiru oleh negeri tetangga Malaysia dengan visi kenegaraannya sebagai Malaysia One (Satu Malaysia). Hal ini membuktikan bahwa kekuatan sosial-budaya yang melekat pada motto tersebut sungguh merupakan kekuatan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Namun demikian, ketika kebhinekaan tersebut tidak dapat dibina dengan baik, maka bukan tidak mungkin NKRI akan teramcam keberadaannya.

Dalam bidang pertahanan dan keamanan, Indonesia mengenal sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (SISHANKAMRATA) yang notabene menjadi strategi perjuangan yang mumpuni yang dilakukan para pejuang bangsa di seantero negeri persada yang dilakukan serempak dan tidak kenal menyerah untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Doktrin HANKAMRATA ini serta dengan diundangkannya UU No.20/1982 tentang Pertahanan dan Keamanan Negara memberikan pondasi kuat sistem pertahanan dan keamanan Indonesia. Namun demikian, SISHANKAMRATA ini belum sepenuhnya diwujudkan, karena masih banyak terjadi riak-riak kecil yang jika tidak dapat diantisipasi dalam menjadi gelombang besar yang mengancam keutuhan bangsa Indonesia, terutama dengan semakin maraknya kriminalitas dan ancaman terorisme di negeri tercinta ini.

Dengan semakin menggilanya fenomena globalisasi, terutama dengan telah semakin berkembang teknologi informasi, transportasi dan perdagangan, maka beberapa strategi

yang dapat dilakukan adalah :

(i) Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan nasional yang dapat memberikan jaminan kemanan terhadap identitas dan integritas nasional serta eksistensi bangsa Indonesia dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(ii) Pengaturan Tata Ruang Wilayah Nasional yang serasi dan harmonis demi sebesarbesarnya kesejahteraan rakyat dengan tetap memperhatikan kepentingan pertahanan dan keamanan nasional.

(iii) Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan berkelanjutan demi sebesar-besarnya pembangunan nasional yang adil dan merata serta kemakmuran rakyat Indonesia.

(iv) Peningkatan pelayanan kesehatan dan sistem pendidikan yang berbasis kompetensi serta penciptaan lapangan pekerjaan yang menganut prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

(v) Memantapkan identitas nasional : Bhineka Tunggal Ika serta mengejewantahkannya dalam setiap kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat.

(vi) Memantapkan kesadaran bela negara.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi