The Purpose and Aim of In Situ Conservation

The main general aim and long-term goal of in situ conservation of target species is to protect, manage and monitor the selected populations in their natural habitats so that the natural evolutionary processes can be maintained, thus allowing new variation to be generated in the gene pool that will allow the species to adapt to gradual changes in environmental conditions such as global warming, changed rainfall patterns, or acid rain.

E.Tujuan Konservasi In Situ

Tujuan utama dan jangka panjang konservasi in situ pada sasaran spesies adalah untuk melindungi, mengelola dan memantau populasi yang dipilih di habitat alami mereka sehingga proses evolusi alami dapat dipertahankan, sehingga memungkinkan variasi baru yang akan dihasilkan dalam gen. Kolam renang yang akan memungkinkan spesies untuk beradaptasi dengan perubahan bertahap yang terjadi lingkungan seperti pemanasan global, pola curah hujan berubah, atau hujan asam.

Some specific aims of in situ species conservation that have been identified include:

• Ensuring continued access to these populations for research and availability of germplasm. For example, native tree species may be important plantation species within the country or elsewhere and thus in situ conservation will allow access to these forest genetic resources in the future if needed (Rogers 2002).

• Ensuring continuing access to or availability of material of target species populations that are exploited by local people, as in the case of medicinal plants, extracted products (e.g. rubber, palm hearts), and fuelwood.

• Selection for yield potential, i.e. genetic potential that confers desirable phenotypic traits (Hattemer 1997), for example in forest trees, fruit or nut-producing trees (Reid 1990).

• Conserving species which cannot be established or regenerated outside their natural habitats, such as: species that are members of complex ecosystems, e.g. tropical forests, where there is a high degree of interdependency between species; species with recalcitrant seeds or with fugacious germination; or species with highly specialized breeding systems, for instance those dependent on specific pollinators, which in turn depend on other ecosystem components (FAO 1989).

Beberapa tujuan spesifik konservasi spesies in situ yang telah diidentifikasi antara lain:
• Memastikan akses berkelanjutan terhadap populasi ini untuk penelitian dan ketersediaan plasma nutfah. Sebagai contoh, jenis pohon asli mungkin spesies tanaman penting di dalam negeri atau di tempat lain dan dengan demikian konservasi in situ akan memungkinkan akses ke sumber daya hutan genetik di masa depan jika diperlukan (Rogers 2002).

• Memastikan kelanjutkan akses atau ketersediaan bahan populasi spesies sasaran yang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat, seperti dalam kasus tanaman obat, produk diekstrak (misalnya karet, kelapa hati), dan kayu bakar.

• Seleksi dalam hasil potensi, yaitu potensi genetik yang menganugerahkan sifat fenotipik yang diinginkan (Hattemer 1997), misalnya dalam pohon hutan, buah atau kacang- yang dapat memproduksi pohon (Reid 1990).

• Pelestarian spesies yang tidak dapat dibangun atau diregenerasi di luar habitat alami mereka, seperti: spesies yang merupakan anggota dari ekosistem yang kompleks, misalnya hutan tropis, di mana ada saling ketergantungan antara spesies dengan level tingkat tinggi; spesies dengan biji recalcitrant atau dengan perkecambahan; atau spesies dengan sistem perkembangbiakan yang sangat khusus, misalnya mereka yang bergantung pada penyerbuk tertentu, yang pada gilirannya tergantung pada komponen ekosistem lainnya (FAO 1989).

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi