Apa itu Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu “Pedagogis”. Pedagogis sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Pais” yang artinya anak dan “again” yang artinya membimbing (Sagala, 2009). Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup, serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan disekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyardjo, 2001). Dalam pengertian yang agak luas pendidikan diartikan sebgai sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan tingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan (Muhibinsyah, 2003).

Salah satu lembaga pendidikan formal adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menguasai ketrampilan tertentu untuk memasuki lapangan kerja sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan kejuruan yang lebih tinggi. Guna mencapai tujuan tersebut, pemerintah indonesia telah banyak melakukan upaya untuk peningkatan kualitas pendidikan. Upaya yang telah diperbaiki diantaranya adalah (1) Kurikulum, (2) peningkatan kualitas guru, (3) Perbaikan metode pengajaran, (4) Penyediaan bahan-bahan pengajaran, (5) Pengembangan media, (6) Pengadaan alat-alat Laboratorium.

1 Tujuan pendidikan pada hakekatnya adalah suatu proses terus menerus manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat. Sistem pendidikan tersebut dibentuk oleh unsur-unsur seperti peserta didik, pendidik, interaksi edukatif antara pendidik dan peserta didik, isi atau materi pendidikan dan lingkungan pendidikan. Semua unsur pendidikan tersebut harus merupakan kesatuan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tersebut. Proses utama dalam pendidikan formal di sekolah adalah belajar dan mengajar. Belajar menunjukkan apa yang harus dilakukan seseorang sebagai subyek yang melakukan pembelajaran, sedangkan mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan sebagai pengajar. Kegiatan belajar mengajar yang baik adalah kegiatan belajar mengajar yang melibatkan semua unsur dalam proses belajar mengajar seperti siswa, pendidik, fasilitas pendidikan, lingkungan dan strategi pengajaran. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari dalam seperti inteligensi, minat, bakat, keadaan jasmani dan rohani, serta motivasi sedangkan faktor dari luar meliputi metode mengajar yang digunakan, keadaan lingkungan serta sarana dan prasarana sekolah.

Dalam proses belajar mengajar yang paling berperan dalam mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan adalah guru, karena guru bertanggung jawab dalam menentukancara mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran serta merencanakan pengajaran tersebut agar sesuai dengan kompetisi, terperinci dan sistematis. Dalam proses pembelajaran, guru diharapkan memiliki kemahiran dalam penyampaian materi dan memilih pendekatan serta model pembelajaran yang sesuai sehingga kegiatan pembelajaran tersebut berlangsung secara efektif dan efisien. Pemilihan model pembelajaran didasarkan bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan dan taraf berpikir yang berbeda-beda, sehingga pemilihan model yang sesuai dapat membantu siswa dalam menguasai materi pelajaran.

Hasil observasi yang dilakukan penulis di SMK Negeri 2 Medan, bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Teknologi Mekanik pada Kompetensi Dasar menerapkan teknik pengerjaan logam dan melaksanakan teknik pengerjaan logam masih belum cukup. Hal tersebut dilihat dari hasil belajar ulangan bulanan teknik pengerjaan logam pada kelas X MP tahun pelajaran 2012/2013 yang memenuhi KKM (nilai 75) sekitar 49% atau 19 orang siswa dari jumlah siswa 39 dan tahun pelajaran 2013/2014yang memenuhi KKM (nilai 75) sekitar 52% atau 21 orang dari jumlah siswa 40 orang.

Hal tersebut bertentangan dengan Kurikulum 2013, dimana kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diterapkan sejak 2006 lalu. Hal ini berarti siswa diarahkan untuk membangun pengetahuannya sendiri secara individual ataupun kerjasama dengan teman dalam kelompok belajar. Di sini guru diarahkan hanya sebagai fasilitator dan motifator bagi para siswanya.

Untuk memenuhi hal tersebut perlu dilakukan perubahan orientasi pembelajaran yang semula berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered). Yaitu dengan cara menggunakan pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi. Belajar belum selesai jika salah satu anggota kelompok ada yang belum menguasai materi pelajaran.

Salah satu model pembelajaran yang termasuk dalam tipe kooperatif adalah model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI). Dalam pembelajaran di ruangan kelas, model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individual (TAI) merupakan suatu cara untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar dan menitik beratkan pada proses belajar kerja sama dalam kelompok, karena Team Assisted Individual (TAI) mengakomudasi usaha-usaha tiap individu anggota dalam kelompok dan juga memberikan penilaian terhadap usaha-usaha kerja kelompok. Proses belajar kerjasama dalam kelompok membantu siswa menentukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang suatu materi pelajaran. Selain terbentuknya kerjasama antar siswa, siswa juga akan merasa adanya tanggung jawab bersama dalam mencapai nilai kelompok yang maksimal. Pembelajaran ini dilakukan dengan menerapkan berbagai metode seperti ceramah, diskusi, post test. Prioritas rencana pembelajaran ini adalah ada pada penyusunan strategi belajar, sehingga diperlukan guru yang kreatif dan banyak ide.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Alessandro Hutapea (2012) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Listrik Dinamis Kelas X SMA N 8 Medan T.P 2012/2013. Pada Penelitian yang dilakukan oleh Suka Nikmat Zebua (2007) dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI dapat meningkatkan hasil belajar pada materi pokok Cahaya dikelas VII smp METHODIS LUBUK PAKAM T.P 2007/2008. Dan hasil penelitian Franky Tomy Sinaga (2013) dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar gambar teknik Pada Kelas X Teknik Kendaraan Ringan SMK N 1 Air Joman Tahun Ajaran 2013/2014.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik dan berkeinginan untuk melakukan penelitian tentang “Meningkatkan Hasil Belajar pada Kompetensi Dasar Teknik Pengerjaan Logam dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Medan T.A 2014/2015”.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi