TUHAN YANG MAHA ESA - KEBERADAAN ALLAH

Tags:
KEBERADAAN ALLAH

1. keberadaan allah menurut alkitab

Banyak keterangan di dalam Alkitab yang menceritakan sejarah Allah orang Israel; berulang kali dijelaskan bahwa kepercayaan mereka akan keberadaan Allah tidak sesuai dengan kepercayaan mereka akan janjijanji Allah. Mereka telah diperingati oleh Musa, pemimpin mereka ”Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintahNya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu dan keadaan anak-anakmu yang kemudian, dan supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan Tuhan, Alahmu, kepadamu untuk selamanya.” (Ul. 4:39,40) Demikian juga yang terjadi pada saat ini, kita mengakui keberadaan Allah tapi, bukan berarti kita menerima Allah. Jika kita sungguh-sungguh setuju bahwa kita mempunyai pencipta, kita harus ”berpegang pada ketetapan dan perintahNya”.



2. keberadaan allah menurut non alkitab :

Orang yg menganut paham "Atheis" adalah mereka yg tidak percaya bahwa Tuhan itu ada. Tidak percaya Tuhan, bukan berarti orang itu lantas menjadi tidak beradab dan tidak bermoral, melegalkan yg namanya pembunuhan, seks bebas, dll. Bukan, bukan begitu yg namanya Atheis. Atheis adalah mereka yg tidak percaya adanya campur tangan Tuhan di dalam segala hal yg terjadi di dalam kehidupan. Menurut mereka, segala sesuatu yg terjadi di dunia ini bisa dijelaskan dengan rasio. Mungkin kedengerannya aneh dan tidak masuk akal, tapi jangan memandang rendah mereka, karena tentunya mereka punya alasan kuat di balik pandangan mereka ini.



SIFAT-SIFAT ALLAH

Alkitab tidak berusaha membuktikan bahwa Allah itu ada. Sebaliknya Alkitab menganggap keberadaan-Nya sudah pasti dan menguraikan banyak sifat yang dimiliki Allah. Beberapa sifat ini adalah unik bagi Allah, sedangkan yang lain tampak juga di dalam diri manusia sebagai akibat penciptaan-Nya menurut rupa Allah.

1.Allah itu Mahahadir –

Artinya, Dia ada di mana-mana pada saat yang bersamaan. Pemazmur mengatakan bahwa ke manapun kita pergi, Allah ada di situ; Allah melihat segala sesuatu yang kita lakukan. Allah itu Mahatahu -- yaitu, Ia mengetahui segala sesuatu. Dia mengetahui bukan saja perbuatan kita tetapi juga pikiran kita. Apabila Alkitab berbicara tentang pra-pengetahuan Allah, yang dimaksudkan ialah bahwa Allah mengetahui segala sesuatu yang mungkin sebagai mungkin, yang pasti sebagai pasti, segala sesuatu yang tergantung sebagai tergantung, segala sesuatu yang akan datang sebagai akan datang, segala sesuatu yang lalu sebagai yang lalu, semuanya yang ditentukan dari semula sebagai kepastian yang telah ditetapkan sebelumnya. Pra pengetahuan alkitabiah tidaklah mencakup unsur determinisme. Allah tetap bebas untuk mengambil keputusan dan mengubah maksud-Nya dalam sejarah dan waktu, sesuai dengan kehendak dan kebijaksanaan-Nya sendiri. Dengan kata lain, Allah bukanlah tawanan dari pra pengetahuan-Nya sendiri.

2.Allah itu Mahakuasa –

Artinya, Allah itu sangat berkuasa dan memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu dan semua ciptaan. Akan tetapi, ini tidak berarti bahwa Allah mempergunakan segala kuasa dan kekuasaan-Nya pada segala waktu; misalnya, Allah mempunyai kuasa untuk membinasakan semua dosa, tetapi Dia memilih untuk tidak melakukan hal itu hingga akhir sejarah. Dalam banyak hal, Allah membatasi kuasa-Nya, menyalurkannya melalui umat-Nya; dalam hal ini kuasa-Nya itu tergantung pada tingkat

kesediaan dan penyerahan kita kepada Allah. Allah itu Mahatinggi -- yaitu, Dia berbeda dan terlepas dari ciptaan-Nya. Diri dan keberadaan-Nya lebih besar dan lebih tinggi daripada tatanan yang diciptakan-Nya. Ia tinggal dalam keberadaan yang sempurna dan murni, jauh di atas apa yang telah diciptakan-Nya. Dia sendiri tidak pernah diciptakan dan berada terpisah dari ciptaan. Akan tetapi, kemahatinggian Allah tidak berarti bahwa Allah tidak mampu tinggal di tengah-tengah umat-Nya sebagai Allah mereka.

3.Allah itu Kekal –

Artinya, Dia ada dari selama-lamanya sampai selama-lamanya. Tidak pernah ada waktu, baik di masa lalu maupun di masa depan, ketika Allah tidak ada atau takkan ada; Ia tidak terikat dengan waktu manusia dan oleh karena itu paling baik dapat dilukiskan dengan "Aku ada" (Yunani "ego eimi").



4.Allah Tidak-berubah –

Artinya, sifat-sifat Allah tidak berubah, dalam berbagai kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia; akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa Allah tidak pernah mengubah maksud-maksud-Nya yang sementara sebagai tanggapan atas tindakan manusia. Misalnya, Ia mungkin mengubah maksud-Nya untuk menghukum karena pertobatan sungguh-sungguh dari orang berdosa. Lagi pula, Ia tetap bebas menanggapi kebutuhan-kebutuhan umat manusia dan doa umat-Nya. Alkitab sering berbicara tentang Allah yang mengubah pikiran-Nya sebagai akibat doa yang tekun dari orang benar.

5.Allah itu Sempurna dan Kudus –

Artinya, Dia sama sekali tanpa dosa dan benar sama sekali. Adam dan Hawa diciptakan tanpa dosa tetapi dengan kemampuan untuk berbuat dosa. Pada pihak lain, Allah tidak dapat berbuat dosa. Kekudusan-Nya juga mencakup pengabdian-Nya untuk melaksanakan maksud-maksud dan rencana-Nya.

Banyak ciri khas dari Allah yang Esa dan benar, khususnya sifat-sifat moral-Nya, memiliki kesamaan dengan sifat-sifat manusia; akan tetapi, sifat-sifat Allah semua berada dalam taraf yang jauh lebih tinggi daripada di dalam diri kita. Misalnya, sekalipun baik Allah maupun manusia memiliki kemampuan untuk mengasihi, tidak ada manusia yang mampu mengasihi sampai ke taraf dan intensitas kasih Allah. Selain itu, harus ditekankan bahwa kemampuan kita untuk mengamalkan sifat ini terkait dengan penciptaan kita menurut gambar Allah; dengan kata lain, kita seperti Allah, bukan Allah seperti kita.

6.Allah itu baik

Artinya, Segala yang pada mulanya diciptakan Allah itu baik adanya, suatu perluasan dari sifat Allah sendiri. Allah tetap baik kepada ciptaan-Nya dengan menopangnya demi semua makhluk-Nya; Allah bahkan memelihara orang fasik. Allah baik secara khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya di dalam kebenaran.

7.Allah itu kasih.

Kasih-Nya adalah kasih yang tidak mementingkan diri sehingga merangkul seluruh dunia dari umat manusia berdosa. Ungkapan utama dari kasih tersebut ialah pengutusan Anak-Nya yang tunggal Yesus untuk mati karena orang berdosa. Lagi pula, Allah memiliki kasih keluarga yang khusus bagi mereka yang melalui Yesus diperdamaikan kepada diri-Nya. Allah itu Penyayang dan pengasih; Ia tidak memusnahkan umat manusia seperti yang patut kita terima karena dosa kita, tetapi menawarkan pengampunan sebagai karunia yang cuma-cuma untuk diterima melalui iman kepada Yesus Kristus. Allah itu Berbelaskasihan. Berbelaskasihan berarti ikut merasa sedih karena penderitaan orang lain, disertai keinginan untuk menolong. Karena mengasihani umat manusia, Allah menyediakan pengampunan dan keselamatan; demikian pula, Yesus, Anak Allah menunjukkan belas kasihan bagi orang banyak ketika menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tahanan dan sembuhnya penglihatan bagi yang buta serta membebaskan yang tertindas.

8.Allah itu Sabar dan Lamban Marah.

Allah pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan umat manusia sebagaimana hak-Nya. Allah juga sabar pada zaman Nuh ketika bahtera itu sedang dibangun. Dan Allah masih sabar dengan umat manusia yang berdosa; sekarang ini Ia tidak menghakimi untuk membinasakan dunia, karena dengan sabar Ia memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berbalik dan bertobat.

9.Allah adalah Kebenaran.

Yesus menyebut diri-Nya sendiri "kebenaran" (Yunani "alêtheia"), dan Roh Kudus dikenal sebagai "Roh Kebenaran". Karena Allah sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan sebagai kebenaran. Selaras dengan fakta ini, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak membiarkan kebohongan atau dusta dalam bentuk apa pun. Allah itu Setia; Allah akan melaksanakan apa yang telah dinyatakan-Nya dalam Firman-Nya, melaksanakan semua janji dan peringatan-Nya. Kesetiaan Allah seharusnya mendatangkan hiburan yang tak terkatakan kepada orang percaya dan ketakutan besar akan hukuman atas semua orang yang tidak bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus.



KRISTUS DAN KESELAMATAN

a. Yesus Kristus Adalah Tuhan Yang Menjadi Manusia

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah."(Yohanes 1:1)

Kemudian kita akan melihat bahwa Yesus juga adalah Allah sendiri. Mungkin Anda bertanya, "Saya tidak mengerti ini – bagaimana Yesus bisa menjadi firman Allah, Anak Allah, dan juga Allah itu sendiri?" kita harus memahami bersama bahwa Allah lebih besar daripada pengertian kita. Manusia memiliki pemikiran yang terbatas sehingga tidak bisa memikirkan Allah dengan sempurna. Kita tidak mengenal Allah karena kepandaian yang kita miliki. Dalam 1Korintus 1:21 kita membaca, "Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, ...." Tetapi puji syukur kepada Allah karena Ia memilih menyatakan itu kepada kita. Itulah tujuan kita dalam membahas hal ini, untuk mengerti dan memahami bagaimana Allah mengajar melalui Alkitab mengenai Yesus. Kita akan melihat bahwa Alkitab sangat jelas mengajarkan bahwa Yesus adalah Allah.

1. Kita Diberi Tahu secara Jelas bahwa Yesus adalah Allah

Kita akan memerhatikan dua ayat yang menceritakan bahwa Yesus adalah Allah. Pertama, Yohanes 1:1, Kita telah memahami Yesus adalah firman Allah dan Anak Allah di , bahwa kata "Firman" menunjuk kepada Yesus. Ayat ini menerangkan kepada kita, "... dan Firman itu adalah Allah." Jika ada yang berkata bahwa Allah dan Firman (Yesus) tidak sama, berarti ia setuju bahwa Alkitab tidak benar. Namun kita sebagai orang Kristen mengimani bahwa Alkitab adalah benar.

2. Kuasa Yesus Mengampuni Dosa Menunjukkan bahwa Yesus adalah Allah

Semua dosa adalah melawan Allah. Pada masa lalu, Raja Daud berdoa pada Allah dan berkata, "Terhadap Engkau,terhadap Engkau sajalah aku telah berdosa" (Mazmur 51:6). Satu-satunya pribadi yang bisa mengampuni dosa adalah Pribadi kepada siapa manusia berdosa. Kita akan melihat bahwa Yesus mempunyai kuasa mengampuni dosa.


Bacalah Markus 2:1-12. Dari ayat-ayat ini, kita belajar hal-hal berikut. Yesus berkata kepada orang lumpuh itu bahwa dosa-dosanya diampuni. Musuh-musuh Yesus berkata bahwa hanya Allah saja bisa mengampuni dosa.



3. Yesus Menyatakan Mempunyai Penghormatan yang Sama dengan Allah

Yohanes 5:23 berkata, "Supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia." Dalam ayat ini, Yesus menyatakan dengan jelas bahwa manusia akan menghormati Dia sebagaimana mereka menghormati Bapa. Jikalau Anda mulai membaca dari ayat 16, Anda akan menemukan bahwa orang-orang Yahudi mau membunuh Yesus.

4. Yesus Menerima Pujian seperti Allah

Perhatikan dua kenyataan berikut. Pertama, dalam Kisah Rasul 14:8- 18, kita membaca bahwa Paulus dan Barnabas sedang mengajar di Listra (dengan kuasa Yesus.) Orang banyak yang melihat mereka mengatakan bahwa ada dewa-dewa yang telah turun dari sorga. Paulus dan Barnabas dengan segera memperbaiki kesalahan ini dan memberitahukan kepada orang-orang itu bahwa mereka manusia sama seperti mereka yang tidak patut untuk diagung-agungkan. Tindakan ini tepat seperti yang seharusnya mereka lakukan.



5.Allah dalam Kristus

Kadang-kadang orang tidak mau memuliakan Yesus seperti mereka memuliakan Bapa. Mereka membuat lelucon dan berkata, "Jika Yesus adalah Allah, itu artinya Allah mati di atas kayu salib." Sebenarnya, tepat yang Alkitab ajarkan kepada kita dalam 2Korintus 5:19, "Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus." Kita juga membaca hal ini dalam Kisah Para Rasul 20:28, "Karena itu, jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri." Paulus sedang berbicara kepada penatua-penatua Gereja di Efesus. Dia mengatakan kepada mereka bagaimana mereka harus memelihara Gereja Tuhan, yang dibeli dengan darah-Nya sendiri. Apabila Anda membaca ayat ini dengan saksama, Anda akan melihat bahwa Paulus sedang berbicara tentang Allah. Dia menyebut gereja dengan "Gereja Allah" dan kemudian menambahkan, "yang Allah beli dengan darah-Nya sendiri."



b. Yesus adalah manusia sejati tanpa dosa
"Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa." (Ibrani 4:15)

1. Yesus adalah Manusia
Sekarang, pikirkanlah hal-hal yang Alkitab terangkan kepada kita tentang Yesus yang menyebabkan kita mengetahui bahwa Dia adalah juga manusia.

a. Yesus dilahirkan oleh seorang wanita sebagaimana kita adanya. Meskipun Allah adalah Bapa-Nya, Dia dikandung dalam rahim Maria dengan kuasa Roh Kudus. Dia bertumbuh dan dilahirkan seperti semua bayi-bayi yang lain dilahirkan. "Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat" (Galatia 4:4).

b. Tubuh Yesus seperti tubuh kita. Kita tahu ini karena alasan- alasan berikut:

· Dia bertumbuh dari bayi, ke masa muda dan tumbuh dewasa sama seperti semua manusia lainnya (Lukas 2:52).

· Dia merasa lapar dan haus seperti manusia lainnya, "Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus" (Matius 4:2). "Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai berkatalah Ia- supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Aku haus!" (Yohanes 19:28).

· Dia menjadi lelah seperti manusia lainnya. "Di situ terdapat sumur Yakub, Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas" (Yohanes 4:6).

c. Perasaan Yesus seperti perasaan kita.

· Dia merasa amat berdukacita atas kematian seorang sahabat sehingga Dia menangis. "'Di manakah dia kamu baringkan?' Jawab mereka: 'Tuhan, marilah dan lihatlah!' Maka menangislah Yesus.Kata orang-orang Yahudi: 'Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!'" (Yohanes 11:34-36

· Dia merasa kasihan karena penderitaan orang lain. "Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala" (Matius 9:35-36).

· Dia merasa sedih dan marah karena kebejatan moral manusia. "Ia berdukacita karena kedegilan mereka, dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: 'Ulurkanlah tanganmu!' Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu" (Markus 3:5).



2. Sebagai Seorang Manusia, Yesus Dicobai Sebagaimana Kita Dicobai

"Karena kita sekarang mempunyai Imam Besar Agung, yang telah melintasi semua langit, yaitu Yesus, Anak Allah,baiklah kita teguh berpegang pada pengakuan iman kita. Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:14-15). Dalam ayat ini Yesus disebut Imam

Besar Agung kita. Selanjutnya dikatakan bahwa Dia dicobai dalam segala hal seperti kita dicobai. Kita jangan berpikir bahwa satu-satunya saat Yesus dicobai adalah ketika Setan datang kepada-Nya setelah Dia tidak makan selama empat puluh hari dan empat puluh malam. Yesus dicobai dibanyak waktu yang berbeda dan dengan cara yang berbeda.

3. Yesus Hidup dalam Kehidupan yang Tanpa Dosa

Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini. "Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah" (Korintus 5:21). "Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya" (1Petrus 2:22).

Ini adalah satu cara di mana Yesus, sebagai manusia, berbeda dari semua umat manusia. Semua manusia telah berdosa, tetapi Yesus tanpa dosa. Banyak orang tidak mengerti bahwa ada dua cara-cara manusia berdosa. Cara pertama adalah dengan melakukan hal-hal yang kita ketahui adalah jahat. Alkitab menerangkan pada kita beberapa hal yang Allah tidak ingin kita lakukan. Tapi jika ia tetap melakukan hal-hal ini, maka dia melawan Allah dan ia berdosa.

Cara kedua dari perbuatan dosa adalah gagal melakukan hal yang kita ketahui benar. Allah menerangkan pada kita bahwa ada beberapa hal yang seharusnya kita lakukan. Bila kita lalai melakukan hal-hal ini, kita berdosa terhadap Allah. Dalam Yakobus 4:17 kita membaca, "Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa." Bila kita berkata bahwa Yesus adalah tanpa dosa, kita menunjukkan bahwa Dia tidak pernah melakukan apa pun yang jahat di mata Allah. Kita juga menunjukkan bahwa Dia selalu melakukan apa pun yang baik di mata Allah. Dia tidak pernah melakukan yang jahat. Dia tidak pernah gagal melakukan yang baik.


4. Pentingnya Yesus Menjadi Manusia Tanpa Dosa

Dalam 2Korintus 5:21, kita belajar bahwa Yesus yang tidak berdosa, namun menjadi berdosa untuk kita sehingga kita dibuat menjadi benar di hadapan Allah melalui Yesus. "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah." Jika seandainya Yesus berdosa, Dia tidak bisa menggantikan tempat orang-orang berdosa. Dia akan menerima hukuman atas dosa-dosanya sendiri.


c. yesus kristus adalah jalan keselamatan

Biasanya setiap orang Kristen berpendapat bahwa tidak ada keselamatan di luar Yesus Kristus, bahkan lebih sempit lagi tidak ada keselamatan di luar gereja. Adapun dasar yang dipakai adalah Yohanes 14:6: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak seorang pun datang kepada Bapa kalau tidak melalui Aku".



d. Yesus menjadi manusia adalah sukacita

Sukacita adalah ciri-ciri agama sejati dan kerohanian yang tulus ikhlas. Agama sejati tidak meniadakan sukacita, sebaliknya justru meningkatkannya dan menyempurnakannya. Anggapan bahwa agama dan kesalehan meniadakan sukacita merupakan tipuan licik Iblis untuk menjauhkan manusia dari Allah.

Alkitab menegaskan bahwa sukacita berasal dari Allah, sumber segala kebaikan, tetapi dalam kelicikannya Iblis menyalahgunakannya untuk mendatangkan kebinasaan manusia. Untuk menjalankan strategi ini, Iblis selalu berusaha melakukan 3 hal ini: (1) menyelewengkan konsep tentang sukacita sejati dari Tuhan; (2) melemahkan hasrat manusia akan sukacita sejati di dalam Allah; (3) memberikan sukacita palsu yang menjerat dan menghancurkan manusia. Tanpa pengertian yang benar orang akan selalu memilih yang salah.

Alkitab mengajarkan bahwa Allah adalah pribadi yang paling berbahagia di seluruh alam semesta. Di dalam Kitab Mazmur 16:11, Daud mengatakan: “di hadapan­Mu ada sukacita berlimpah dan di tangan kananMu ada nikmat senantiasa.” Memang, Ia juga mengenal kedukaan. Yesus, Sang Juruselamat, salah satunya, dikenal sebagai “Manusia yang penuh kesengsaraan.” Tetapi dukacita Tuhan, seperti halnya kemarahan Tuhan adalah respon sementara Tuhan pada dunia yang jatuh dalam dosa. Dukacita itu akan dilenyapkan selama-lamanya dari hatiNya pada hari dunia dipulihkan. Sukacita adalah sifat dasar Allah. Sukacita adalah takdirNya yang abadi.

Yesus sendiri pasti merupakan sosok Pribadi yang sangat menarik, sehingga anak kecil dan orang dewasa, wanita dan sampah masyarakat suka untuk selalu berada di dekat­Nya. Ia tegas dalam kebenaran tanpa menjadi kaku dan kejam, tetapi pada saat yang sama, Ia penuh dengan kasih karunia dan sukacita. Sangat disayangkan, kehidupan yang dipenuhi sukacita ini tampaknya telah hilang dari kehidupan Kristen masa kini. Kehidupan kebanyakan orang Kristen sekarang terasa kecut dan muram, sehingga menjadikan Kekristenan tidak menarik atau menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk datang kepada Tuhan. Kehidupan yang kecut demikian merupakan akibat dari kehidupan yang tidak dipimpin oleh Roh Kudus.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi