Apa Itu Filsafat

Tags:
Padanan kata dan istilah filsafat didapati dalam bahasa Arab yaitu Falsafah. Secara etimologi perkataan falsafah berasal dari bahasa Yunani Philosophia , yang terdiri dari dua suku kata, yakni philien artinya “mecari” atau “mencintai” dan shophi, artinya “kebenaran” atau “kebijaksanaan”. Filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Cinta berarti hasrat yang besar atau yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh .Kebijaksanaan artinya kebenaran sejati atau kebenaran yang sesungguhnya (Soetriono & Hanafie,2007:20). Philosophia ‘’ sebagai kata majemuk berarti :”daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran atau kebijaksanaan”. Dari istilah tersebut jelaslah bahwa orang berfilsafat ialah orang mencintai kebenaran dan mencari kebenaran dan bukan memiliki kebenaran.

Dalam bahasa lain,filsafat dikenal dengan sebutan Philosophy (Inggris), Philosophie (Perancis dan Belanda), Philosophia (Latin). Arti praktis, filsafat ialah alam berpikir atau alam pikiran. Berfilsafat ialah berpikir secara mendalam, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya dan sungguh-sungguh tentang hakikat sesuatu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia filsafat dapat berarti pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab, asal dan hukumnya. Filsafat dapat juga berarti ilmu yang berintikan logika, estetika, metafisika dan epistemologi.

Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM ,ada dua arti etimologik dari filsafat yang sedikit berbeda : 

1. Apabila istilah filsafat berasal dari kata philein dan sophos,maka artinya mencintai hal-hal yang bersifat bijaksana (bijaksana sebagai kata sifat).

2. Apabila berasal dari kata philos dan Sophia, maka artinya teman kebijaksanaan (kebijaksanaan sebagai kata benda).

Namun demikian dari keduanya ada satu titik temu yaitu berupa sebuah sikap yang berupaya mencari keutaman sikap yang bijak. Filsafat merupakan pemikiran secara sistematis .Kegiatan kefilsafatan ialah merenung.Tetapi bukanlah melamun,juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan. Perenungan kefilsafatan ialah percobaan untuk menyusun suatu sistem pengetahuan yang rasional ,yang memadai untuk memahami dunia tempat kita hidup,maupun untuk memahami diri kita sendiri . Bila ditelaah lebih mendalam ,karakteristik berfikir memiliki tiga sifat pokok,yaitu : (1) menyeluruh ; (2) mendasar ; dan (3) spekulatif. Ketiga sifat ini oleh Soetriono & Hanafie (2007:21) dapat dijelaskan sebagai berikut :

· Menyeluruh ,berfikir filsafati berarti ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan lainnya. Apa kaitan ilmu dengan moral ,dengan agama, dan apakah ilmu itu membawa kebahagiaan kepada dirinya.

· Mendasar ,berfilsafat berarti membongkar tempat berpijak secara fundamental . Dalam berfilsafat tidak lagi percaya begitu saja bahwa ilmu itu benar. Dalam berfilsafat dipertanyakan mengapa mengapa sesuatu itu benar ? Bagaimana proses penilaian berdasarkan kriteria tersebut dilakukan? Lalu benar itu apa ? Pertanyaan melingkar sebagai titik ,sebagai awal sekaligus sebagai sebagai akhir. Lalu bagaimana menentukan titik awal yang benar ?

· Spekulatif ,dalam proses dan dalam analisis maupun pembuktian kenenaran,manusia harus dapat memisahkan spekulasi mana yang paling dapat diandalkan. Tugas utama filsafat adalah menetapkan dasar-dasar yang dapat diandalkan. Apakah yang disebut logis? Apakah yang disebut benar ? Apakah yang disebut sahih? Apakah alam itu kacau ? Apakah hidup ada tujuannya ?.

`Secara singkat dapat dikatakan sifat menyeluruh mengandung arti, bahwa cara berpikir filsafat tidaklah sempit (fragmentaris atau sektoral), tetapi selalu melihat persoalan dari setiap sudut pandang yang ada. Sifat mendasar artinya bahwa untuk dapat menganalisa tiap persoalan tertentu perlu dianalisis secara mendalam. Sedangkan sifat spekulatif maksudnya bukan menganalisis suatu persoalan dengan untung-untungan tetapi harus memiliki dasar-dasar yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.


2.1 Pengertian Filsafat

Sebelum membahas lebih lanjut tentang filsafat sebagai produk dan proses dipandang penting untuk terlebih dahulu memahami pengertian filsafat secara umum . Pada dasarnya filsafat adalah suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Menurut pengertian umum, filsafat adalah ilmu pengetahuan yang memiliki hakekat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat adalah ilmu tentang hakikat yang menanyakan apa hakikat atau sari atau inti atau esensi segala sesuatu (Soetriono & Hanafie,2007 :20). Dapat dikatakan bahwa setiapo manusia dalam kehidupannya tidak pernah luput dari kegiatan berfilsafat .Sebagaimana telah dibahas dalam bagian pendahuluan bahwa filsafat berkaitan dengan berpikir tentang yang dipandang benar dan bijaksana,maka setiap orang pastilah memiliki filsafat dalam hidupnya.

Ada tiga pengertian filsafat, yaitu:

§ Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.

§ Filsafat sebagai ilmu atau metode dan filsafat sebagai pandangan hidup 

§ Filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.

Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan dalam arti praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.

Pengertian Filsafat Pancasila 

Pancasila sebagai filsafat mengandung pandangan, nilai, dan pemikiran yang dapat menjadi substansi dan isi pembentukan ideologi Pancasila.Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh..Pancasila dikatakan sebahai filsafat, karena Pancasila merupakan hasil permenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita, yang dituangkan dalam suatu sistem (Ruslan Abdul Gani).Filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan penngertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila (Notonagoro).

Secara sederhana keberadaan filsafat dalam kehidupan manusia dapat dilihat dari pandangan setiap orang tentang sumber kebenaran dalam hidupnya. Seseorang yang memandang bahwa materilah sumber kebenaran dalam hidupnya,berarti orang tersebut berfilsafat materialisme . Demikian juga jika seseorang memandang bahwa kenikmatan adalah yang terpenting dalam hidup maka orang tersebut memiliki filsafat hedonisme . Dalam hal kehidupan bermasyarakat dan bernegara ada orang yang memandang bahwa kebebasan individulah yang terpenting,itu berarti orang yang bersangkutan berfilsafat liberalisme . Sementara itu ada juga yang berpandangan bahwa kehidupan bernegara harus dipisahkan dari kehidupan keagamaan,maka orangnya dikatakan berfilsat sekularisme (Kaelan & Zubaidi,2007 :7 ) setiap orang dalam kehidupannya pasti memilih sesuatu yang menurut pandangannya paling benar ,paling baik untuk kesejahteraan hidupnya. Sesungguhnya pilihan setiap orang sebagai sesuatu pandangan dalam hidupnya itulah yang disebut filsafat.

Filsafat meliputi banyak aspek pembahasan antara lain tentang manusia,masyarakat, alam,pengetahuan,etika,logika,agama,estetika ,dan lain-lain. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan berkembang juga ilmu filsafat yang berkaitan dengan aspek-aspek yang dimaksud,misalnya filsafat sosial,filsafat hukum,filsafat lingkungan ,filsafat bahasa ,filsafat agama ,dan banyak filsafat lainnya. Keseluruhan arti filsafat yang meliputi berbagai masalah yang berkaitan dengan kehidupan manusia dapat dikelompokkan menjadi dua macam,yaitu filsafat sebagai produk dan filsafat sebagai proses.

2.2 Filsafat Sebagai Produk

Setelah membahas pengertian filsafat dalam uraian di atas kiranya perlu dilanjutkan dengan pembahasan tentang objek dari filsafat. Filsafat dapat dipahami dengan meneliti objeknya. Para ahli menerangkan bahwa objek filsafat dapat dibedakan atas :

a. Objek material atau objek materil filsafat yaitu, segala sesuatu yang ada dan mungkin ada baik materil kongkret, phisikis maupun nonmaterial abstrak, psikis. Termasuk pula pengertian abstrak logis, konsepsional, spiritual, nilai nilai. Dengan demikian objek filsafat tidak terbatas.

b. Objek formal filsafat yaitu, menyelidiki segala sesuatu itu guna mengerti hakikatnya sedalam-dalamnya. Atau mengerti objek material itu secara hakiki, mengerti kodrat segala sesuatun itu secara mendalam.

Objek formal ialah sudut pandang yang membedakan watak filsafat dengan ilmu pengetahuan. Karena filsafat berusaha mengerti hakikat sesuatu sedalam-dalamnya. Tetapi sesungguhnya tiap ilmu pengetahuan pun mempunyai kedua objek itu, objek material dan objek formal. Hanya saja objek materi ilmu pengetahuan amat terbatas dan tertentu.

Demikian pula objek formal ilmu pengetahuan, sudut pandangan ilmu pengetahuan tujuan ilmu pengetahuan pula. Misalnya objek material ilmu jiwa, ilmu ekonomi, ilmu kesehatan, sosiologi, ilmu pendidikan dan sebagainya adalah sama yaitu manusia. Tetapi karena objek formal masing masing ilmu tersebut berbeda maka dengan mudah dapat dibedakan ilmu yang satu dengan ilmu yang lain. Jadi dapat dikatakan bahwa objek materil suatu ilmu dapat saja sama, identik. Tetapi objek formal suatu ilmu tak mungkin sama. Sebab objek formal ialah sudut pandang, tujuan penyelidikan. Objek formal menyelidiki segala sesuatu secara sungguh sungguh dan mendalam sampai keakar-akarnya agar dapat mengerti hakikat yang sebenarnya.

`Setiap manusia pada hakikatnya memiliki rasa ingin tahu. Hasrat ingin tahu yang merupakan sifat asasi atau kodrat manusia itu bukan hanya sekedar ingin tahu saja, melainkan ingin tahu yang benar. Manakala seorang sudah tahu yang benar atau telah mengetahui dengan sebenarnya tentang sesuatumaka ia akan menghubungkan sesuatu itu dengan dirinya, yaitu pemanfaatan sesuatu itu terhadap dirinya dan terhadap orang lain. Pada dasarnya terdapat dua cara pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Pertama adalah mendasarkan diri kepada rasio dan kedua mendasarkan diri kepada pengalaman. Kaum rasionalis mengembangkan faham apa yang kita kenal dengan rasionalisme. Sedangkan mereka yang mendasarkan diri kepada pengalaman mengembangkan faham yang disebut dengan empirisme.

Filsafat meliputi berbagai masalah yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia itu dapat dilihat sebagai produk, yang menurut Kaelan dan Zubaidi (2007:8) mencakup pengertian : 

a. Sebagai jenis pengetahuan, ilmu, konsep dari para filsuf pada zaman dahulu, teori, sistem atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat dan mempunyai cirri-ciri tertentu



b. Sebagai jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktifitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai cirri cirri khas tertentu sebagai suatu hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan bersilsafat.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi