Apa itu Water Sampler

1.     Water  Sampler
Pengambilan  sampel  air  adalah  teknik  yang  digunakan  untuk menganalisis air dari berbagai sumber yang berbeda. Pengambilan sampel adalah suatu cara untuk mengambil jumlah kecil dari sumber dan pengujian untuk memberikan informasi secara keseluruhan. Banyak lembaga yang berbeda menggunakan sampel untuk memantau polusi, perubahan biologis atau kimia, erosi dan pengelolaan DAS.
Pemilik rumah mengambil sampel air minum mereka untuk masalah kesehatan. Peternak dan petani dapat sampel sumur mereka untuk ternak dan padang rumput isu-isu manajemen. Pejabat Negara akan menguji untuk rekreasi air dan alasan memancing. Tidak peduli apa air yang digunakan untuk,  jika itu akan berdampak dalam beberapa cara manusia perlu diuji.
Pengambilan sampel air diperlukan untuk menentukan konstituen kimia dan biologi dalam tubuh air. Sekali lagi, beberapa industri yang berbeda menggunakan air untuk membuat hidup lebih menyenangkan bagi manusia. Namun, terkadang hasil akhir adalah melepaskan air kembali ke jalur air diisi dengan zat polusi yang dapat merusak lingkungan. Pengujian sering diamanatkan oleh Badan Perlindungan Lingkungan untuk mengontrol jumlah zat yang dilepaskan ke ekosistem.
 Sampel biasanya dikumpulkan dalam  Whirlpak a tau kantong steril baik dengan tangan atau dengan menggunakan garis sampling. Untuk keran atau air sumur, sampel harus datang langsung dari keran ke dalam botol steril. Untuk sampling sungai atau danau, penting untuk mengambil sampel dari sebuah situs yang relatif ke badan air secarakeseluruhan.
 Ketika pemantauan badan air atau sistem, penting untuk sampel setiap kuartal atau musiman untuk mencapai calon tahunan perubahan. Sampel yang lebih berkumpul, semakin banyak data yang dapat diberikan tentang situs tertentu. Minum air putih juga harus diuji dengan cara yang sama untuk memantau tingkat kontaminasi dan risiko kesehatan. Sampel air harus diberikan ke laboratorium dalam waktu empat hari dan terus dingin untuk membatasi pengaruh mikroba pada sampel.

Kelebihan dan Kekurangan Water sample
•    Kelebihannya :
Pengambilan sampel air dengan cara mengambil jumlah kecil dari sumber dan diuji untuk memberikan informasi secara keseluruhan.
•    Kekurangannya :
Hasil akhir setelah mengambil sampel air , lalu melepaskan air kembali ke jalur air yang diisi dengan zat polusi yang dapat merusak lingkungan.


2.    Grab sampler
Grab sampler berfungsi untuk mengambil  sedimen permukaan yang ketebalannya tergantung dari tinggi dan dalamnya grab masuk kedalam lapisan sedimen. Alat ini biasa digunakan untuk mengambil sampel sedimen pada perairan dangkal. Berdasarkan ukuran dan cara operasional, ada dua jenis grab sampler yaitu grab sampler berukuran kecil dan besar. Grab sampler yang berukuran kecil dapat digunakan dan dioperasionalkan dengan mudah, hanya dengan menggunakan boat kecil alat ini dapat diturunkan dan dinaikkan dengan tangan. Pengambilan sampel sedimen dengan alat ini dapat dilakukan oleh satu orang dengan cara menurunkannya secara perlahan dari atas boat agar supaya posisi grab tetap berdiri sewaktu sampai pada permukaan dasar perairan. Pada saat penurunan alat, arah dan kecepatan arus harus diperhitungkan supaya alat tetap konstant pada posisi titik sampling. Grab Sampler yang berukuran besar memerlukan peralatan tambahan lainnya seperti winch (kerekan) yang sudah terpasang pada boat/kapal survey berukuran besar. Alat ini menggunakan satu atau dua rahang/jepitan untuk menyekop sedimen. Grab diturunkan dengan posisi rahang/jepitan terbuka sampai mencapai dasar perairan dan sewaktu diangkat keatas rahang ini tertutup dan sample sedimen akan terambil.
Kelebihan dan Kekurangan Grab Sampler
  Kelebihannya :
Keuntungan pemakaian grab sampler adalah lokasi sampel dapat ditentukan     dengan pasti jadi perkiraan kedalam perairan dapat diketahui.     Kekurangannya :
Kerugiannya adalah kapal harus berhenti sewaktu alat dioperasikan, sampel teraduk, dan beberapa fraksi sedimen yang halus mungkin hilang.
3.    Secchi Disc                                                       
            Secchi disk digunakan untuk melihat seberapa jauh jarak (kedalaman)  penglihatan seseorang ketika melihat ke dalam perairan. Caranya, piringan diturunkan ke dalam air secara perlahan menggunakan pengikat/tali  sampai pengamat tidak melihat bayangan secchi.
Saat bayangan pringan sudah tidak tampak, tali ditahan/ berhenti diturunkan. Selanjutnya secara perlahan piringan diangkat kembali sampai bayangannya tampak kembali. Kedalaman air dimana piringan tidak tampak  oleh penglihatan adalah pembacaan dari alat ini. Dengan kata lain, kedalaman kecerahan oleh pembacaan piringan secchi adalah penjumlahan kedalaman tampak dan kedalaman tidak tampak bayangan secchi dibagi dua.
Meskipun, piringan secchi sebagai alat ukur kecerahan perairan dalam mengukur transparansi air, perolehan datanya masih perkiraan, alat ini sering digunakan karena bentuk dan penggunaannya yang simpel.  Meskipun saat itu ada alat lain yang lebih akurat dalam mengukur tingkat kecerahan perairan yaitu fotometer.
Mengapa Secchi Disk warnanya hitam putih ?
Piringan secchi. Penamaan untuk menghargai nama penemunya. Lantas mengapa warna yang dipilih Prof Secchi adalah hitam dan putih. sedangkan, di alam begitu banyak jenis warna yang dapat dijumpai. Saat itu tidak ada alasan yang ilmiah perihal pemilihan kedua warna ini. Tapi, mengapa pada secchi disk warna yang digunakan adalah hitam dan putih   
     Menurut ilmu fisika, warna adalah sifat cahaya yang bergantung pada panjang gelombang yang dipantulkan benda tersebut. Benda yang memantulkan semua panjang gelombang terlihat putih, benda yang sama sekali tidak memantulkan terlihat hitam. Jadi, hitam dan putih digunakan karena hitam adalah warna yang dapat mewakili warna gelap dan putih mewakili warna cerah.
Kelebihan dan Kekurangan Secchi Disk
    Kelebihannya :
Alat ini sering digunakan karena bentuk dan penggunaannya yang praktis.
    Kekurangannya :
Sebagai alat ukur kecerahan perairan dalam mengukur transparansi air, perolehan datanya masih sebatas perkiraan atau tidak terlalu akurat.

Secchi Disc                                                       


4.     Net  Planton
Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan plakton. Penggunaan jaring plakton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak.  Jaring plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang  jaring adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta plakton yang berada didalamnya. Karena itu plakton yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran mesh size, maka ukuran mesh size yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati. Ukuran plakton yang relatif besar (terutama zooplankton) menggunakan jaring  0 atau No.3,  sedangkan yang lebih untuk plankton yang lebih kecil menggunakan  15  atau  20. untuk perairan dangkal didaerah tropis,  Wickstead menganjurkan mesh  size dengan ukuran 30-50 µm untuk fitoplankton dan zooplankton  kecil. Sedangkan untuk mezooplakton yang lebih besar digunakan ukuran mesh size 150-175 µm.
Bagian akhir ujung  jaring terdapat bucket alat penampung plankton yang terkumpul.  Alat penampung ini biasanya berbentuk tabung yang mudah dicopot dari tabungnya. Prinsipnya bucket harus memenuhi syarat:
1.    Dapat dengan mudah dioperasikan dilaut
2.    Tidak menampung air terlalu banyak.

Cara Menggunakan Plankton Net
Metode pengambilan sampel menggunakan plankton net terbagi atas dua cara tergantung pada tujuan yang diiginkan, biasanya dibedakan atas :
Sampling Secara Horizontal: Metoda pengambilan plankton secara horizontal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebaran plankton horizontal.. Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal menuju ke titik lain, penganbilan sampel seiring pergerakan kapal secara perlahan (±2 knot), plankton net ditarik untuk jarak dan waktu tertentu (biasanya ± 5-8 menit). Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada flowmeter atau dengan mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan diameter plankton net. Flowmeter untuk peningkatan ketelitian. Dengan cara horozontal sampel terbatas pada satu lapisan saja.
Sampling Secara Vertikal: Merupakan cara termudah untuk mengambil sampel dari seluruh kolom air (coposite sample). Ketika kapal berhenti, plankton net diturunkan sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan pemberat dibawahnya. Setelah itu plankton net ditariknya keatas dengan kecepatan konstan. Untuk mesh size halus digunakan kecepatan 0,5 m/detik untuk mata jaring kasar 1,0 m/detik.
Sampling Secara Miring (Obelique): jaring diturunkan perlahan ketika kapal bergerak perlahan (±2 knot). Besar sudut kawat dengan garis vertikal ± 45˚, setelah mencapai kedalaman yang diinginkan plankton net ditarik secara perlahan dengan posisi sudut yang sama.  Sampel yang didapat merupakan plankton yang terperangkap dari berbagai lapisan air. Kelemahan  metode  ini  adalah  waktu  yang  dibutuhkan  relatif   lama.
Kelebihan  dan  Kekurangan  Plankton  Net
    Kelebihannya:
Penggunaan jaring plankton selain praktis juga sampel yang diperoleh cukup banyak karena jaring plankton net biasa terbuat dari nilon.
Kekurangannya :
Dalam penggunaanya alat ini sulit untuk memperkirakan jumlah air yang disaring. Plankton yang tertangkap sangat bergantung pada ukuran mesh size,  maka ukuran mesh size yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati.
Bagian akhir ujung jating terdapat bucket adalah alat penampung plankton yang telah terkumpul  yang tidak dapat menampung air terlalu banyak.

Faktor Fisika-Kimia di Lingkungan Akuatik
Faktor  yang  menentukan distribusi dari biota air adalah sifat fisik-kimia perairan. Organisme yang cocok dengan kondisi sifat fisik-kimia tersebutlah yang akan mampu bertahan hidup.  Penyebaran jenis dan hewan akuatik ditentukan oleh kualitas lingkungan yang ada seperti sifat fisika, kimia, biologisnya (Odum, 1971). Whitton (1975) menambahkan bahwa kehidupan ikan disuatu perairan dipengaruhi oleh volume air mengalir, kecepatan arus, temperatur, pH dan konsentrasi oksigen terlarut. Faktor yang membedakan kondisi fisika-kimia dari setiap bagian perairan terdiri dari:
1.    Suhu
Suhu air merupakan faktor yang banyak mendapat perhatian karena dapat dimanfaatkan untuk mengkaji gejala-gejala fisika dalam laut dan juga dalam kaitannya dalam kehidupan hewan, bahkan juga untuk kajian meteorology. Suhu air di permukaan laut di Indonesia umumnya  berkisar 23 - 31° C.  Suhu air di pantai biasanya sedikit lebih tinggi dibandingkan suhu di lepas pantai. Suhu air di permukaan dipengaruhi oleh curah hujan, penguapan, kelembaban udara, suhu udara, kecepatan angin dan intensitas radiasi matahari .
Pengukuran temperatur air merupakan hal yang mutlak dilakukan. Hal ini disebabkan karena kelarutan berbagai jenis gas didalam air serta semua aktivitas biologis-fisiologis di dalam ekosistem air sangat dipengaruhi oleh temperatur.  Menurut hukum Van’t Hoffs kenaikan temperatur sebesar 10 oC (hanya pada kisaran temperatur yang masih ditolerir)  akan meningkatkan laju metabolisme dari organisma sebesar 2-3 kali lipat. Akibat meningkatnya laju metabolisma akan menyebabkan konsumsi oksigen meningkat .
Suhu perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang masuk kedalam air. Suhu selain berpengaruh terhadap berat jenis, viskositas dan densitas air, juga berpengaruh terhadap kelarutan gas dan unsur-unsur dalam air.  Sedangkan perubahan suhu dalam kolom air akan menimbulkan arus secara vertikal. Secara langsung maupun tidak langsung, suhu berperan dalam ekologi dan distribusi plankton baik fitoplankton maupun zooplankton. Suhu mempunyai efek langsung dan tidak langsung terhadap fitoplankton. Efek langsung yaitu toleransi organisme terhadap keadaan suhu,  sedangkan efek tidak langsung yaitu melalui lingkungan misalnya dengan kenaikan suhu air sampai batas tertentu akan menurunkan kelarutan oksigen
2.     Derajat Keasaman air (pH)
Derajat keasaman berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia.  Kondisi perairan yang bersifat sangat asam maupun sangat basa akan membahayakan kelangsungan hidup organisme karena akan menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme dan respirasi serta dapat meningkatkan konsentrasi ammonia yang bersifat sangat toksik bagi organisme .
3.    Derajat Kecerahan Air
Penetrasi cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air  karena sifat air di estuari mengandung sejumlah besar partikel dalam suspensi yang sering di sebut dengan kekeruhan. Perairan estuari yang kekeruhannya tinggi, produktivitasnya akan rendah. Hal ini mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis karena penetrasi cahaya matahari terhalang oleh partikel-partikel yang disebabkan oleh kekeruhan tersebut. Terganggunya proses fotosintesis menyebabkan fungsi utama fitoplankton sebagai produsen primer, pangkal rantai makanan dan fundamen yang mendukung kehidupan seluruh biota di estuari menjadi terganggu, sehingga kehidupan seluruh biota juga akan terancam .

4.    Penentuan Kadar O2 terlarut
Pada perairan yang terbuka, oksigen terlarut berada pada kondisi alami, sehingga jarang dijumpai kondisi perairan terbuka yang miskin oksigen. Walaupun pada kondisi terbuka, kandungan oksigen perairan tidak sama dan bervariasi berdasarkan siklus, tempat dan musim. Kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi secara harian, musiman, pencampuran massa air, pergerakan massa air, aktifitas fotosintesa, respirasi dan limbah yang masuk ke badan air .
Variasi oksigen terlarut dalam air biasanya sangat kecil sehingga tidak menggangu kehidupan ikan .Keberadaan oksigen di perairan sangat penting terkait dengan berbagai proses kimia biologi perairan. Oksigen diperlukan dalam proses oksidasi berbagai senyawa kimia dan respirasi berbagai organisme perairan .
5.     Penentuan Kadar CO2  bebas- terlarut
Oksigen merupakan faktor penting bagi kehidupan makro dan mikro organisme perairan karena diperlukan untuk proses pernafasan. Sumber oksigen terlarut di perairan dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer (sekitar 35%) dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Fluktuasi harian oksigen dapat mempengaruhi parameter kimia yang lain, terutama pada saat kondisi tanpa oksigen, yang dapat mengakibatkan perubahan sifat kelarutan beberapa unsur kimia di perairan .

Pencuplikan Biota Hewan di Lingkungan Akuatik
Ekosistem perairan tergenang adalah suatu ekosistem yang pada umumnya terdiri dari air tawar, dengan arus yang hanya sedikit atau bahkan tidak ada. Ekosistem ini memiliki residence time lebih besar daripada air mengalir. Air tergenang atau habitat lentik (berasal dari kata lenir yang berarti tenang) .Pada ekosistem ini, karena memiliki residence time besar maka lumpur dan materi yang lepas cenderung mengendap didasar, sehingga dasarnya lunak. Semakin ke tengah, bagian dasarnya semakin lunak/lembut, sehingga perairan tergenang mempunyai batasan yang jelas yaitu batas perairan, pinggir perairan, permukaan air, dan endapan bawah ataupun sifat dasar perairan yang dapat berupa batuan, kerikil, ataupun lumpur.
Perairan tergenang (lentik), khususnya danau, mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan perbedaan suhu. Selain itu, danau juga tidak memiliki arus, sehingga residence time-nya lebih lama. Perairan tergenang juga memiliki stratifikasi kualitas air secara vertikal yang tergantung pada kedalaman dan musim. Zonase perairan tergenang terbagi menjadi dua, yaitu zona benthos dan zona kolom air. Berdasarkan tingkat kesuburannya, perairan tergenang dapat dibedakan menjadi oligotrofik (miskin hara), mesotrofik (haranya sedang), eutrofik (kaya unsur hara) .


Berdasarkan kebiasaan hidupnya, biota akuatik dibedakan menjadi:
a.    Plankton, yaitu hewan atau tumbuhan (mikroorganisme) yang hidup melayang-layang dalam air. Plankton terdiri atas fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton contohnya: alga mikroskopis (Chlorophyccae, Cyanophyceae, Diatomae), sedangkan zooplankton contohnya: Protozoa serta hewanhewan lain golongan Porifera, Coelenterata, Crustacea, dan lain-lain.
b.       Nekton, yaitu hewan-hewan yang aktif berenang kian kemari umpama ikan, amfibi dan serangga air.
c.       Neuston, yaitu jenis hewan yang beristirahat atau berenang di permukaan air. Contohnya: beberapa jenis insekta yang berenang di dalam atau di permukaan air.
d.       Perifiton, yaitu baik tumbuhan maupun hewan yang melekat atau bertengger pada batang, daun, akar tumbuhan ataupada permukaan benda lain. Contohnya: hydra, ganggang dan tiram.
e.        Bentos, yaitu hewan-hewan yang melekat atau beristirahat pada dasar atau hidup pada endapan. Contohnya: siput, kerang, dan cacing.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi