Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.)

Tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran dataran rendah, berasal dari Syria dan telah dibudidayakan semenjak 5.000 tahun yang lalu. Bawang merah merupakan tanaman semusim yang memiliki umbi yang berlapis, berakar serabut, dengan daun berbentuk silinder berongga. Umbi bawang merah terbentuk dari pangkal daun yang bersatu dan membentuk batang yang berubah bentuk dan fungsi, membesar dan membentuk umbi. Umbi terbentuk dari lapisan-lapisan daun yang membesar dan bersatu. Tanaman ini dapat ditanam di daratan rendah sampai daratan tinggi yang tidak lebih dari 1200 m dpl. Di daratan tinggi umbinya lebih kecil dibanding daratan rendah.

Microcutting merupakan salah satu pembiakan vegetatif pada bawang merah yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan tunasnya. Dalam pembiakan ini diberikan penambahan berbagai macam zat pengatur tumbuh untuk mendukung pertumbuhan tunas bawang merah. Keberhasilan microcutting pada bawang merah ditandai dengan munculnya tunas dan akar pada potongan umbi bawang merah yang disemaikan. Zat pengatur tumbuh dibuat agar tanaman memacu pembentukan fitohormon (hormon tumbuhan) yang sudah ada di dalam tanaman atau menggantikan fungsi dan peran hormone bila tanaman kurang dapat memproduksi hormon dengan baik. Hormon mempunyai arti yang sangat penting karena hormone dapat merangsang, membangkitkan atau mendorong timbulnya aktivitas biokimia sehingga fitohormon tanaman dapat didefinisikan sebagai senyawa organik tanaman yang bekerja aktif dalam jumlah sedikit, ditransportasikan ke seluruh bagian tanaman sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan atau proses-proses fisiologi tanaman.

Konsep Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diawali dari konsep hormon. Hormon tanaman atau fitohormon adalah senyawa-senyawa organik tanaman yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses-proses fisiologis. Proses-proses fisiologis terutama mengenai proses pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan tanaman. Proses-proses lain seperti pengenalan tanaman, pembukaan stomata, translokasi dan serapan hara dipengaruhi oleh hormon tanaman.

Praktikum kali ini dilakukan microcutting pada komoditas talas. Dengan menggunakan hormon tambahan berupa IAA, NAA, dan IBA sehingga nantinya dapat diketahui hormon mana yang dapat mendukung pertumbuhan dari stek mikro yang akan dibuat. Manfaat microcutting dalam pertanian adalah memudahkan petani dalam penanaman talas, yaitu mempercepat tumbuhnya talas sehingga proses tumbuhnya cepat, dengan hasil yang maksimal.

1. Tujuan Praktikum

Tujuan praktikum pada Acara Microcutting adalah untuk mempelajari Zat Pengatur Tumbuh terhadap pertumbuhan bahan stek mikro umbi bawang merah.

A. Tinjauan Pustaka

Teknik pembiakan mikro terutama dengan stek merupakan alternatif pemecahan masalah yang paling potensial karena teknik ini memiliki keuntungan, antara lain mampu menghasilkan bibit dalam jumlah besar dalam waktu relatif singkat, bebas dari penyakit sistemik, tidak tergantung pada iklim dan musim, sederhana sehingga mudah dilakukan serta menghemat bahan tanaman terlebih jika ukuran stek semakin kecil. Untuk menerapkan pembibitan dengan stek berukuran kecil terlebih di daerah yang kurang optimal terutama dari segi temperatur, maka dirasa perlu mencari suatu teknologi yang mampu menciptakan kondisi lingkungan seperti yang dikehendaki
(Jasminarni 2007).

Zat pengatur tumbuh dari golongan auksin berperan antara lain dalam pembentukan kalus, morfogenesis akar dan tunas serta embriogenesis. Pemilihan konsentrasi dan jenis auksin ditentukan antara lain oleh tipe pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang dikehendaki. Penggunaan auksin dengan daya aktivitas kuat (antara lain 2,4-D, NAA atau dikombinasikan dengan sitokinin dengan konsentrasi rendah) umumnya digunakan untuk induksi kalus embriogenik. Selain itu, jenis dan konsentrasi hormon, jenis asam amino serta rasio auksin dan sitokinin sangat menentukan dalam menginduksi pembentukan kalus (Purnamaningsih 2006)

Proses pemberian hormon harus memperhatikan jumlah dan konsentrasinya agar didapatkan sistim perakaran yang baik dalam waktu relatif singkat. Konsentrasi dan jumlah hormon ini sangat tergant ung pada faktor-faktor sepert umur bahan stek, waktu/lamanya pemberian hormon, cara pemberian hormon, jenis tanaman dan sistim stek yang digunakan. Berdasarkan pengalaman kelompok auksin yang baik untuk perakaran terutama untuk tanaman kehutanan Dipterocarpaceae adalah dari kelompok IBA (Indole Butyric Acid) (Irwanto 2001).

Microcutting merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman yang dilakukan berdasarkan kultur in vitro. Pada teknik microcutting, tahapan pembentukan kalus tidak dilalui dan langsung diperoleh tunas sehingga abnormalitas sebagai akibat dari variasi somaklonal jarang ditemukan. Kelemahan teknik microcutting yaitu perbanyakan kurang massal karena laju multiplikasi tidak terlalu tinggi dan pada tanaman tahunan harus melalui kondisi jaringan yang juvenil (Nurhaimi et al 2009).

Penerapan giberelin (GA) dan sitokinin dapat meningkatkan perkecambahan benih di banyak spesies sedangkan asam abcisic (ABA) adalah inhibitor perkecambahan yang kuat. Giberelins biasanya GA3 memiliki spektrum terluas tindakan stimulasi, sitokinin dan terutama auksin menjadi kurang efektif. Secara khusus, GA dan sitokinin sering dapat membalikkan efek penghambatan ABA. Karena mereka pengatur tumbuh secara alami hadir dalam biji, efek aplikasi mereka terhadap perkecambahan telah melahirkan teori keseimbangan hormon dari peraturan dormansi (Michael et al. 2006).

B. Metodologi Praktikum

1. Waktu dan Tempat praktikum

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2013 pukul 15.30-17.00 WIB, bertempat di Laboratorium Ekologi Management Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta

2. Alat dan Bahan

a. Alat

1) Polybag

2) Pisau atau cutter

b. Bahan

1) Polibag

2) Umbi bawang merah (Allium ascalonicum)

3) ZPT (IAA, NAA, IBA, dan GA3)

4) Tanah

5) Pasir

3. Cara Kerja

a. Membuat larutan ZPT dari golongan IAA, NAA, IBA, dan GA3 dengan konsentrasi yang telah ditentukan (0 ppm, 500 ppm, 1000 ppm, 1500 ppm)

b. Memotong umbi bawang merah sekecil mungkin

c. Merendam potongan umbi yang akan ditanam (selama 5 menit) pada ZPT)

d. Menanam stek mikro yang telah direndam

e. Melakukan pemeliharaan dan pengamatan

f. Mengamati proses perkecambahan setiap hari selama seminggu (waktu muncul daun, tinggi tanaman, dan jumlah daun).

4. Pengamatan yang dilakukan

Pengamatan yang dilakukan yaitu proses perkecambahan setiap hari selama seminggu yang meliputi:

a. Waktu muncul daun

b. Tinggi tanaman

c. Jumlah daun

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi