History of Biotechnology in Indonesia

Indonesia is a country that is potentially a very rich biodiversity, automatically renewable raw materials should be a pillar in the development of industry. These renewable raw materials save its own potential to be converted into a bar products, and new product is expected to have a very high competitiveness.

Indonesia adalah Negara yang mempunyai potensi biodiversity yang sangat melimpah, otomatis bahan baku terbarukan seharusnya menjadi pilar dalam pengembangan industry. Bahan baku terbarukan ini menyimpan potensi tersendiri untuk dikonversi menjadi produk bar, dan produk baru ini diharapkan mempunyai daya saing yang sangat tinggi.


1. DEVELOPMENT OF BIOTECHNOLOGY


The development of biotechnology can be divided into several eras include:
1. The era of the first-generation biotechnology / biotechnology simple.
The use of microbes still traditionally, in the food and crop production and food preservation.
Example:
manufacture of tempeh, tape, vinegar, and others.
2. The second generation biotechnology era.
The process takes place in a sterile state.
Example:
a. production of chemicals: acetone, citric acid
b. wastewater treatment
c. composting
3. The third-generation biotechnology era.
Process under sterile conditions.
Example:
production of antibiotics and hormones
4. The era of new generation biotechnology
Example:
production of insulin, interferon, monoclonal antibodies

Perkembangan bioteknologi dapat dibagi dalam beberapa era yang meliputi:


1. Era bioteknologi generasi pertama / bioteknologi sederhana.
Penggunaan mikroba masih secara tradisional, dalam produksi makanan dan tanaman serta pengawetan makanan.Contoh: pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.

2. Era bioteknologi generasi kedua.
Proses berlangsung dalam keadaan tidak steril.
Contoh:
a. produksi bahan kimia: aseton, asam sitrat
b. pengolahan air limbah
c. pembuatan kompos

3. Era bioteknologi generasi ketiga.
Proses dalam kondisi steril.
Contoh :
produksi antibiotik dan hormon

4. Era bioteknologi generasi baru
Contoh:
produksi insulin, interferon, antibodi monoclonal





Biotechnology is often heard but may rarely perceived benefits in Indonesia. If ever known, modern biotechnology products such as insect-resistant transgenic cotton grown limited in South Sulawesi few years ago, it brought salvation environmental protests by some people. While the news is heard in overseas countries, biotechnology is the technology of the future.
Approximately 15 years ie 1985, the Indonesian government has made biotechnology as a priority the development of science and technology carried out by the Ministry for Research and Technology (Research and Technology).

Bioteknologi sering didengar tapi mungkin jarang dirasakan manfaatnya di Indonesia. Bila pun pernah diketahui, produk bioteknologi modern seperti kapas transgenic tahan hama yang ditanam secara terbatas di Sulawesi Selatan beberapa tahun lalu, justru mendatangkan protes akan keselamatan lingkungan oleh sebagian masyarakat. Sementara berita yang didengar di luar negeri negeri, bioteknologi adalah teknologi masa depan.



Furthermore, since 1988, has been included in Repelita biotechnology as well as a development priority, especially the field of science and technology. The latest developments in terms of policies / rules that the government in 2000 and then, biotechnology is also emerging as a priority area in which continued Ipteknas Ipteknas Jakstra.

Kurang lebih 15 tahun yaitu tahun 1985, pemerintah Indonesia telah menjadikan bioteknologi sebagai prioritas pengembangan iptek yang dilakukan oleh Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi (RISTEK). Selanjutnya sejak tahun 1988, bioteknologi sudah masuk dalam REPELITA juga sebagai prioritas pembangunan khususnya bidang iptek. Perkembangan terbaru dari sisi kebijakan/aturan pemerintah yaitu pada tahun 2000 lalu, bioteknologi juga muncul sebagai bidang prioritas dalam Jakstra Ipteknas yang dilanjutkan Ipteknas.




In the implementation / application of the policy, in 1990 began to think about the formation of human resources, namely the establishment of PAU biotechnology or Inter-University Center at GMU biotechnology medical biotechnology, industrial biotechnology and ITB IPB field of agricultural biotechnology. Cooperation between educational institutions and government research also began with the appointment digesa development center or centers of excellence in three key areas of agricultural biotechnology by members PAU IPB Biotechnology, Biotechnology Research Center-LIPI, medical biotechnology with member of UI / Institute of Molecular Biology Biotechnology Eijikman with PAU UGM and biotechnology industry with PAU members Biotechnology ITB and BPPT. PAU-PAU university also commissioned to print HR biotechnology with the formation of post-graduate study program S-2 and S-3 biotechnology.

Dalam implementasi/penerapan dari kebijakan itu, pada tahun 1990 mulai dipikirkan pembentukan SDM bioteknologi yaitu dengan pembentukan PAU atau Pusat Antar Universitas bidang bioteknologi di UGM bidang bioteknologi kedokteran, ITB bidang bioteknologi industry dan IPB bidang bioteknologi pertanian. Kerjasama antar lembaga pendidikan dan penelitian pemerintah juga mulai digesa dengan penunjukan pusat pengembangan atau center of excellence dengan tiga bidang utama yaitu bioteknologi pertanian dengan anggota PAU Bioteknologi IPB, Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, bioteknologi kedokteran dengan anggotaUI/Lembaga Biologi Molekul Eijikman dengan PAU Bioteknologi UGM dan bioteknologi industry dengan anggota PAU Bioteknologi ITB dan BPPT. PAU-PAU di universitas juga ditugaskan untuk mencetak SDM bioteknologi dengan pembentukan program studi pasca sarjana S-2 dan S-3 bioteknologi.



Research without funds, becomes meaningless. So since 1992 the largest competitive research funds in Indonesia, RUT / RUT are coordinated by the Research and Technology and carried execution of administration by LIPI, incorporate biotechnology as one of its own programs financed. In addition to the AGM there are similar competitive funding schemes are IRUT / international level and RUK / partnerships for cooperation with the private research institute. Efforts between private holding government to fruition include the establishment of the Indonesian Biotechnology Consortium / KBI with members of government agencies, research, education and private pharmaceutical and food industry especially.

Riset tanpa dana, menjadi tak bermakna. Maka sejak tahun 1992 dana riset kompetitif terbesar di Indonesia yaitu RUT/Riset Unggulan Terpadu yang dikoordinasikan oleh RISTEK dan diemban pelaksanaan administrasinya oleh LIPI, memasukkan bioteknologi sebagai salah satu program tersendiri yang dibiayai. Selain RUT ada pula skema dana kompetitif serupa yaitu RUTI/untuk tingkat internasional dan RUK/kemitraan untuk kerjasama lembaga riset dengan swasta. Usaha-usaha anatara pemerintah menggandeng swasta ini membuahkan hasil antara lain berdirinya Konsorsium Bioteknologi Indonesia/KBI dengan anggota lembaga pemerintah, penelitian, pendidikan dan swasta industry farmasi dan pangan khusunya.



In addition to some of the institutions that have been mentioned above, government agencies that active develop other biotechnology is the technical department is the Department of Agriculture through the National Research and Development as Biotechnology Research Agency for Agriculture and Agricultural Genetic Resources (Balitbiogen) based in Bogor.
The set of biotechnology also began to appear either formal or non-formal example Indonesian Agricultural Biotechnology Association.

Selain beberapa lembaga yang telah disebut di atas, lembaga pemerintah yangaktif mengembangkan bioteknologi lainnya adalah departemen teknis yaitu Departemen Pertanian lewat Badan Penelitian dan Pengembangannya seperti Badan Litbang Bioteknologi Pertanian dan Sumber Daya Genetik Pertanian (Balitbiogen) yang berkantor di Bogor. Himpunan bioteknologi juga mulai bermunculan baik yang formal atau non-formal misalnya Perhimpunan Bioteknologi Pertanian Indonesia.



Indonesian Biotechnology Research Network, etc. Not least is the journals both specific and broader are like Indonesian Journal of Biotechnology Biotechnology based in PAU-GMU, now renamed the Biotechnology Study Center UGM etc. Latest government efforts to encourage the advancement of biotechnology Indonesia is planned formation especially in Rempang location, adjacent to Batam Island, a special area development and commercialization of pharmaceutical and agricultural biotechnology. This effort is known as bio-island.

Jaringan Peneliti Bioteknologi Indonesia, dsb. Tak kurang pula jurnal-jurnal baik yang spesifik maupun yang lebih luas seperi Indonesian Journal of Biotechnology yang berkantor di PAU Bioteknologi-UGM, sekarang berganti nama menjadi Pusat Studi Bioteknologi-UGM dsb. Upaya terakhir pemerintah untuk mendorong kemajuan bioteknologi Indonesia adalah rencana pembentukan lokasi khususnya di Pulau Rempang, berdekatan dengan Pulau Batam, sebagai wilayah khusus pengembangan dan komersialisasi bioteknologi farmasi dan pertanian. Usaha ini dikenal dengan bio-island.



New Indonesian Biotechnology Towards Second Wave



In developed countries, the development of technology has entered the third wave. At this stage, genetic engineering aimed to enrich the nutritional content of plants. While the first wave, genetic engineering is intended for pest-resistant crops and the second wave to develop plant health. In Indonesia, the development of biotechnology, especially genetic engineering in plants are just starting the first wave. It was made Head of the Research Institute for Biotechnology and Genetic Resources (Balitbiogen) Dr. Sutrisno. Thus, Indonesia still lags behind two steps from developed countries. For the Indonesian researchers should be able to run fast to pursue advanced countries in the development of biotechnology.



Bioteknologi Indonesia Baru Menuju Gelombang Kedua

Di negara-negara maju, perkembangan bioteknologi sudah memasuki gelombang ketiga. Pada tahap ini, rekayasa genetik ditujukan untuk memperkaya kandungan nutrisi tanaman. Sedangkan pada gelombang pertama, rekayasa genetik ditujukan agar tanaman tahan hama penyakit dan gelombang kedua untuk mengembangkan tanaman kesehatan. Di Indonesia, perkembangan bioteknologi khususnya rekayasa genetika pada tanaman baru memulai gelombang pertama. Hal itu dikemukakan Kepala Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (Balitbiogen) Dr Sutrisno. Dengan demikian, Indonesia masih tertinggal dua langkah dari negara-negara maju.





According to Sutrisno, Balitbiogen had to reform-reform to accelerate the mastery of biotechnology. Currently, Balitbiogen has five research groups (Kelti) as spearhead the development of biotechnology. Fifth Kelti are molecular biology and genetic engineering, reproduction and growth, agricultural genetic resources, microbiology and bioprocess, and biopesticides and immunology. Each Kelti has experts in accordance researchers their respective fields. Various studies, especially in the field of agriculture and animal husbandry was already generated.

Untuk itu para peneliti Indonesia harus mampu berlari cepat untuk mengejar negara-negara maju dalam pengembangan bioteknologi. Menurut Sutrisno, Balitbiogen sudah melakukan pembenahan-pembenahan untuk mempercepat penguasaan bioteknologi. Saat ini, Balitbiogen memiliki lima buah kelompok peneliti (Kelti) sebagai ujung tombak pengembangan bioteknologi. Kelima Kelti tersebut adalah biologi molekular dan rekayasa genetika, reproduksi dan pertumbuhan, sumber daya genetik pertanian, mikrobiologi dan bioproses, serta biopestisida dan imunologi. Masing-masing Kelti memiliki pakar-pakar peneliti sesuai bidangnya masing-masing. Berbagai hasil penelitian khususnya di bidang pertanian dan peternakan pun sudah dihasilkan.

To Kelti Molecular Biology and Genetic Engineering (BMRG) research has yielded some results. Among these disease-resistant rice stem borer, soybean pod borer resistant, and resistant corn borer. Also produced peanut varieties that are resistant to virus-resistant papaya ripening (not perishable). Resistant to rice stem borer, for example varieties of code and Angke, has now developed Rice Research Institute, Sukamandi. Varieties code and Angke resistant to leaf blight disease caused by bacteria that disease red blotches on the leaves. Balitbiogen also develop rice that is resistant to acid soils, and contains a high aluminum. So that the rice is very suitable to be developed in marginal lands such as peat.

Untuk Kelti Biologi Molekuler dan Rekayasa Genetika (BMRG) beberapa penelitian sudah membuahkan hasil. Di antaranya padi tahan penyakit penggerek batang, kedelai tahan penggerek polong, dan jagung tahan penggerek batang. Juga sudah dihasilkan varietas kacang tanah yang tahan terhadap virus dan pepaya yang tahan kemasakan (tidak cepat busuk). Untuk padi tahan penggerek batang, contohnya varietas code dan angke, kini sudah dikembangkan Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi. Varietas code dan angke tahan terhadap penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri yaitu penyakit bercak-bercak merah pada daun. Balitbiogen juga mengembangkan padi yang tahan terhadap tanah masam dan mengandung alumunium tinggi. Sehingga padi tersebut sangat cocok dikembangkan di lahan-lahan marginal seperti lahan gambut.




2. Molecular markers

Additionally, Kelti BMRG also develop molecular markers (molecular markers) to select the desired properties of the offspring from crosses. This method performs the tracking properties of DNA-based plants owned plants.

Selain itu, Kelti BMRG juga mengembangkan marka molekuler (penanda molekuler) untuk menyeleksi sifat yang diinginkan dari keturunan hasil persilangan. Metode ini melakukan pelacakan sifat-sifat tanaman berdasarkan DNA yang dimiliki tanaman.



One of the advantages of this method is to shorten the test plant. If the conventional way takes at least five years, in this way it should only take a maximum of three years. With molecular markers, the third generation of plants from crosses of maize plants already stabil.Pada molecular markers used to determine the genetic distance (kinship) corn. By doing so, breeders become easier to do cross. For example breeders easy to assemble resistant maize plants Caucasians (white stripes leaf disease). This research is in collaboration with the Research Institute for Cereals (Balitisereal), Maros, South Sulawesi.

Salah satu kelebihan dari metode ini adalah mempersingkat pengujian tanaman. Jika dengan cara konvensional diperlukan waktu sedikitnya lima tahun, dengan cara ini hanya diperlukan waktu paling lama tiga tahun. Dengan marka molekuler, pada generasi ketiga tanaman hasil persilangan sudah stabil.Pada tanaman jagung marka molekuler digunakan untuk mengetahui jarak genetik (hubungan kekerabatan) jagung. Dengan begitu, para pemulia menjadi lebih mudah dalam melakukan persilangan. Sebagai contoh pemulia mudah untuk merakit tanaman jagung yang tahan bule (penyakit daun bilur putih). Penelitian ini bekerja sama dengan Balai Penelitian Serealia (Balitisereal), Maros, Sulawesi Selatan.



Meanwhile, Kelti Reproduction and Growth (RP) many developing tissue culture methods. The method is widely used to produce crops in bulk. It also developed methods of storage of ex situ germplasm. Germplasm will be stored at a temperature of minus 180 degrees Celsius using cryopreservation method (using liquid nitrogen).

Sementara itu, Kelti Reproduksi dan Pertumbuhan (RP) banyak mengembangkan metode kultur jaringan. Metode itu banyak digunakan untuk memproduksi tanaman secara massal. Selain itu juga dikembangkan metode penyimpanan plasma nutfah secara ex situ. Plasma nutfah akan disimpan pada suhu minus 180 derajat Celsius dengan menggunakan metode kriopreservasi (menggunakan nitrogen cair).





This second Kelti also develop an extension of genetic diversity as protoplasts fusion technology. With this technology marriage happened already antarprotoplast (antarisi cells). For example, the nature of disease resistance in wild eggplant eggplant cultivation moved on.
Furthermore Kelti Genetic Resources gets the task of characterization and conservation, evaluation and exploration of agricultural genetic resources. As an example for characterization, each variety will see its properties. Currently together ICRR, Balitbiogen develop rice that is resistant to biotic stress (on resistant) and abiotis (drought tolerant). While there is a conservation laboratory for genetic bank that holds thousands of specimens of germplasm. Among rice (3,500 pieces), corn (875), soybean (950), peanuts (1,200), green beans (1000), sweet potato (1.430), and cassava (560).

Kelti kedua ini juga mengembangkan perluasan keragaman genetik seperti teknologi fusi protoplast. Dengan teknologi tersebut perkawinan yang terjadi sudah antarprotoplast (antarisi sel). Contohnya, sifat tahan penyakit pada terong liar dipindahkan pada terong budidaya. Selanjutnya Kelti Sumberdaya Genetik Pertanian mendapat tugas melakukan karakterisasi dan konservasi, evaluasi, dan eksplorasi sumber daya genetik pertanian. Sebagai contoh untuk karakterisasi, setiap varietas akan dilihat sifat-sifatnya. Saat ini bersama-sama Balitpa, Balitbiogen mengembangkan padi yang tahan terhadap cekaman biotis (tahan hama penyakit) dan abiotis (tahan kekeringan). Sedangkan untuk konservasi terdapat laboratorium Bank Genetik yang menyimpan ribuan specimen plasma nutfah. Di antaranya padi (3.500 buah), jagung (875), kedelai (950), kacang tanah (1.200), kacang hijau (1.000), ubi jalar (1.430), dan ubi kayu (560).



Meanwhile Kelti Microbiology and Bioprocess currently developing several types of beneficial microbes. Among microbial fertilizer (rhizobium and mycorrhiza) and Asus spirililum are able to mine the nitrogen that plants need. Also developed microbes that could accelerate the process of decomposition of waste compost (biodegradation) straw.

Sementara itu Kelti Mikrobiologi dan Bioproses saat ini mengembangkan beberapa jenis mikroba yang bermanfaat. Di antaranya mikroba untuk pupuk (rhizobium dan mikoriza) serta Asus spirililum yang mampu menambang nitrogen yang dibutuhkan tanaman. Juga dikembangkan mikroba yang bisa mempercepat proses pembusukan limbah kompos (biodegradasi) jerami.



Balitbiogen also develop microbes for the purposes of post-harvest technology. For example, microbes producing enzymes vitase can prevent musty odors and damage bran. In addition, the agency also collects various types of bacteria from all over Indonesia to study the benefits. While Kelti Biopesticides and Immunology many developing biopesticides that are more environmentally friendly farming. For example NPV biopesticide graya to kill caterpillars that attack soybean and onions, and nematodes to kill insect pests.
Meanwhile, assemble the parts of immunological diagnostics to identify diseases in plants. One is diagnostic virus that causes soybean plants become stunted.

Balitbiogen juga mengembangkan mikroba untuk keperluan teknologi pascapanen. Misalnya saja mikroba penghasil enzim vitase yang bisa mencegah bau apek dan kerusakan bekatul. Selain itu, lembaga itu juga mengumpulkan berbagai jenis bakteri dari seluruh Indonesia untuk diteliti manfaatnya. Sedangkan Kelti Biopestisida dan Immunologi banyak mengembangkan biopestisida agar pertanian lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh biopestisida NPV untuk membunuh ulat graya yang menyerang kedelai dan bawang, lalu nematoda untuk mematikan serangga hama. Sementara itu, bagian immunologi merakit diagnostik untuk mengidentifikasi penyakit pada tanaman. Salah satunya adalah diagnostik virus yang menyebabkan tanaman kedelai jadi kerdil.



These studies than beneficial to society also gave a very meaningful experience of researchers. With the support of researchers and existing facilities, this institution was ready to move to the next biotechnology development. Another expectation for biotechnology research in Indonesia is the realization of Law No. 18/2002 on the National System of Research Development and Application of Science and Technology. The Law states that the central government, local government, and society including business entities are required to allocate a budget for research and development, both for its own specific interests, as well as regional and national interests. Thus far yamg funding constraints hinder the progress of science and technology development can be immediately resolved.



Penelitian-penelitian tersebut selain bermanfaat bagi masyarakat juga memberi pengalaman yang sangat berarti penelitinya. Dengan dukungan para peneliti dan fasilitas yang ada, lembaga ini siap melangkah ke pengembangan bioteknologi berikutnya. Harapan lain bagi peneliti bioteknologi di Indonesia adalah realisasi dari UU No 18/2002 tentang Sistem Nasional Penelitian Pengembangan dan Penerapan Iptek. Dalam UU itu disebutkan bahwa pemerintah pusat, Pemda, dan masyarakat termasuk badan usaha wajib mengalokasikan anggaran untuk penelitian dan pengembangan, baik untuk kepentingan spesifiknya sendiri, maupun kepentingan regional dan nasional. Dengan demikian kendala dana yamg selama ini menghambat kemajuan pengembangan Iptek bisa segera terselesaikan.


3. Industrial Biotechnology Developments in Indonesia

If the development of science biotechnology in Indonesia, especially in the field of pertania powerful, industry development / bioindustry Indonesia just the opposite. As an example in the introduction, the use of agricultural biotechnology transgenic plants by companies such as Monsanto / Monagro Chemistry, a lot of challenges. So that the use of agricultural biotechnology we still rely on the old level of biotechnology that utilization at the cellular level is not molecular. An example is the tissue culture industry that breed in the forestry industry to supply the needs of plant seeds for roboisasi or for aesthetic as for ornamental flowers such as orchids, etc.

Perkembangan Bioteknologi Industri di Indonesia

Apabila perkembangan bioteknologi secara keilmuwan di Indonesia kuat khususnya di bidang pertania, perkembangan industry/bioindustri Indonesia justru sebaliknya. Seperti contoh di pendahuluan, bioteknologi pertanian dengan pemanfaatan tanaman transgenic oleh perusahaan seperti Monsanto/Monagro Kimia, banyak mendapat tantangan. Sehingga pemanfaatan bioteknologi pertanian kita masih bersandar pada bioteknologi tingkat tua yaitu pemanfaatan pada tingkat seluler bukan molekuler. Contohnya adalah industry kultur jaringan yang berkembang biak dalam industry kehutanan dengan kebutuhan penyediaan bibit tanaman untuk roboisasi maupun untuk estetika seperti bunga-bunga untuk pajangan seperti anggrek, dsb.

Tissue culture is the early bird manufacture propagation using game media composition. Used can be any source of organs in plants from seeds, leaves, buds, etc. so wider than conventional breeding technology with cuttings. Is manipulated is the organ peenyusun cells to turn into the perfect plant through hormone-hormone in the media used. So this is a biotechnology old level, instead of modern biotechnology.

Kultur jaringan adalah pembuatan bird an perbanyakannya menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa segala sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun, tunas, dsb jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensional dengan stek. Yang dimanipulasi adalah sel peenyusun organ itu untuk berubah menjadi tanaman sempurna melalui hormone-hormon dalam media yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan bioteknologi modern.



Food biotechnology, well-developed enough although not optimally exploited. For example, the composition of soy sauce that distinguish the taste, color and odor / flavor is influenced by the type of soybean as raw material and microbes are also used. While this is all still done traditionally in the study although there are beginning to point to the use of its flavor. Similarly, a variety of fruits and agricultural products for both food as flavorings such as vanilla or dyes and smell much exploited by European and American flavor industry in Indonesia, are also increasingly aware of the importance of modern biotechnology. In addition to flavor, a great need is enzymes and proteins that are widely used in the manufacture of food products such as enzymes protease, lipase, etc. No exception to new uses in cosmetics and hygiene such as the emergence of toothpaste which reduces detergent by replacing protease, shampoo with collagen protein composition.

Bioteknologi pangan, cukup berkembang dengan baik walau belum tereksploitasi secara optimal. Misalnya komposisi kecap yang membedakan rasa, warna dan bau/flavor sangat dipengaruhi oleh jenis kedelai sebagai bahan baku dan juga mikroba yang digunakan. Sementara ini semua masih dilakukan secara tradisional walau secara penelitian sudah ada yang mulai mengarah pada pemanfaatan flavor-nya. Demikian pula berbagai buah dan produk pertanian untuk pangan baik sebagai perasa seperti vanili maupun pewarna dan bau yang banyak dieksploitasi oleh industry flavor Eropa dan Amerika di Indonesia, juga makin merasakan pentingnya bioteknologi modern. Selain flavor, kebutuhan yang besar adalah enzim dan protein yang banyak digunakan dalam proses pembuatan produk pangan seperti enzim protease, enzim lipase, dsb. Tak terkecuali dengan pemanfaatan baru di kosmetik dan kebersihan seperti munculnya pasta gigi yang mengurangi detergen dengan mengganti protease, shampoo dengan komposisi protein kolagen.



Growing industry sector coverage in Indonesia is the use of biotechnology pharmaceutical industry. Perhaps it is not too heard because most of the components of the pharmaceutical industry is still imported and medicinal products for biotechnology is still enjoyed by the haves in big cities. Drugs for the treatment and support of cancer therapy such as hormone erythropoietin, colony growth hormone, stimulating factor, specific antibodies are examples of injectable drugs that once cost several million dollars.

Sector industry yang semakin besar cakupan penggunaan bioteknologinya di Indonesia adalah industry farmasi. Mungkin hal ini tidak terlalu didengar karena sebagian besar komponen industry farmasi masih impor dan produk-produk obat untuk bioteknologi masih dinikmati oleh kalangan berpunya di kota besar saja. Obat-obat untuk pengobatan dan pendukung terapi kanker misalnya, seperti hormone eritropoietin, hormone growth colony, stimulating factor, antibody spesifik adalah contoh-contoh obat yang sekali suntik sekian juta rupiah harganya.



If prescription drugs as mentioned, never advertised in the media, but the medical device for the diagnosis can be observed. For example, the tool DM disease diagnosis must measure their blood sugar levels regularly using a blood sugar measuring device, has begun to be advertised in the national print media in recent years. The main components in electronic devices is the enzyme that converts glucose molecules into electronic signal

Kalau obat resep seperti disebutkan, tidak pernah diiklankan di media massa, tapi alat kedokteran untuk diagnose bisa diamati. Misalnya alat diagnose penyakit DM yang harus mengukur kadar gula darahnya secara teratur menggunakan alat pengukur gula darah, sudah mulai diiklankan di media massa cetak nasional sejak beberapa tahun terakhir. Komponen utama dalam perangkat elektronik ini adalah enzim yang mengubah molekul glukosa menjadi sinyal elketronik.



The Ministry of Agriculture (Ministry of Agriculture) push product of genetic engineering (biotechnology) in Indonesia. This is evidenced by the establishment of the Government Regulation (PP) 21 of 2005 on the Biosafety of Genetically Engineered Products and Regulation of the Minister of Agriculture No. 61/2011 on Testing, Assessment, Waiver and Withdrawal varieties.

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong produk rekayasa genetika (bioteknologi) di Indonesia. Ini dibuktikan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) No.21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika dan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas.



Results Sembiring, Director General of Food Crops Plant Director General of Ministry of Agriculture said, genetic engineering technology has been applied in Indonesia. Ministry of Agriculture through the Central Rice Research (ICRR) has released rice varieties resistant to drought, puddle resistant and resistant to brown planthopper rod. Meanwhile, to produce a variety of rice takes over 6 years. "It's all in anticipation of climate change. So to support food security is not negotiable, "said after the results of the Seminar on the Global Status of Commercialized Biotech Crops 2014: The Role of Agricultural Technology in support of Food Self-Sufficiency in the Ministry of Agriculture.

Hasil Sembiring Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan mengatakan, teknologi rekayasa genetika sudah diaplikasikan di Indonesia. Kementan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah melepas varietas padi tahan kekeringan, tahan genangan dan tahan terhadap wereng batang cokelat. Sementara itu, untuk menghasilkan satu varietas padi membutuhkan waktu selama 6 tahun. “Itu semua dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Jadi untuk mendukung ketahanan pangan tidak bisa ditawar lagi,” ujar Hasil usai Seminar on Global Status of Commercialized Biotech Crops 2014: Peranan Teknologi Pertanian dalam mendukung Swasembada Pangan di Kementerian Pertanian.



He added that it is not opposed to genetic engineering technology as the government has issued Government Regulation (PP) 21 of 2005 on Biosafety of Genetically Engineered Products and Regulation of the Minister of Agriculture No. 61/2011 on Testing, Assessment, Waiver and Withdrawal varieties.

Dia menambahkan, pihaknya tidak menentang teknologi rekayasa genetika karena pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika dan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas.



Agus Pakpahan Chairman of the Commission on Genetic Engineering Biosafety products revealed, Biotechnology has the potential to grow more food, farmers' income, the development of the bio industry, and its role in reducing pressure on natural resources and the environment through increased productivity and utilization of marginal lands.

Agus Pakpahan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika mengungkapkan, Bioteknologi memiliki potensi peningkatan pangan, pendapatan petani, pengembangan industri bio, dan perannya dalam mengurangi tekanan bagi sumber daya alam dan lingkungan melalui peningkatan produktifitas dan pemanfaatan lahan-lahan marginal.



But he said, as part of the technology will continue to evolve biotechnology related with the development of the technology itself. "In this process required the development of regulatory systems and policies rules and which prevent the exploitation of man by the technology itself," he said.

Namun katanya, sebagai bagian dari teknologi maka bioteknologi akan terus berkembang sejalalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri. “Dalam proses ini diperlukan pengembangan sistem peraturan dan perundanganserta kebijakan yang mencegah terjadinya eksploitasi manusia oleh teknologi itu sendiri,” tandasnya



Chairman of Contact Farmers and Fishermen (KTNA) Winarno Tohir said Indonesia require technological breakthroughs to meet domestic food needs. "The goal is not to rely on imports. It is precisely how we export it. Hopefully not too long use of biotechnology planted," said Winarno, Wednesday (02/11/2015). Bambang Purwantara Director Indonesian Biotechnology Information Center (IndoBIC) revealed, food as mandated by Nawa Cita lighter Cabinet Work will be realized with the support of technology, including biotechnology adopt.
He added that Indonesia in the adoption of biotech crops mainly maize and sugarcane. "Now just waiting for approval from the commission feed. Expected in the near future Indonesian farmers will be able to plant biotech crops, "said Bambang

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyatakan Indonesia memerlukan terobosan teknologi untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri. "Tujuannya agar tidak bergantung dari impor. Justru bagaimana kita mengekspornya. Semoga penggunan bioteknologi tidak terlalu lama ditanam,” ujar Winarno, Rabu (11/02/2015). Bambang Purwantara Direktur Indonesian Biotechnology Information Center (IndoBIC) mengungkapkan, katahanan pangan sebagaimana diamanatkan oleh Nawa Cita Kabinet Kerja akan lebih ringan diwujudkan dengan dukungan teknologi, termasuk mengadopsi bioteknologi. Dia menambahkan, Indonesia dalam adopsi tanaman biotek utamanya jagung dan tebu. “Sekarang tinggal menunggu persetujuan dari komisi pakan. Diharapkan dalam waktu dekat petani Indonesia akan dapat menanam tanaman biotek,” ujar Bambang

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi