Industrial Biotechnology Developments in Indonesia

If the development of science biotechnology in Indonesia, especially in the field of pertania powerful, industry development / bioindustry Indonesia just the opposite. As an example in the introduction, the use of agricultural biotechnology transgenic plants by companies such as Monsanto / Monagro Chemistry, a lot of challenges. So that the use of agricultural biotechnology we still rely on the old level of biotechnology that utilization at the cellular level is not molecular. An example is the tissue culture industry that breed in the forestry industry to supply the needs of plant seeds for roboisasi or for aesthetic as for ornamental flowers such as orchids, etc.

Perkembangan Bioteknologi Industri di Indonesia

Apabila perkembangan bioteknologi secara keilmuwan di Indonesia kuat khususnya di bidang pertania, perkembangan industry/bioindustri Indonesia justru sebaliknya. Seperti contoh di pendahuluan, bioteknologi pertanian dengan pemanfaatan tanaman transgenic oleh perusahaan seperti Monsanto/Monagro Kimia, banyak mendapat tantangan. Sehingga pemanfaatan bioteknologi pertanian kita masih bersandar pada bioteknologi tingkat tua yaitu pemanfaatan pada tingkat seluler bukan molekuler. Contohnya adalah industry kultur jaringan yang berkembang biak dalam industry kehutanan dengan kebutuhan penyediaan bibit tanaman untuk roboisasi maupun untuk estetika seperti bunga-bunga untuk pajangan seperti anggrek, dsb.

Tissue culture is the early bird manufacture propagation using game media composition. Used can be any source of organs in plants from seeds, leaves, buds, etc. so wider than conventional breeding technology with cuttings. Is manipulated is the organ peenyusun cells to turn into the perfect plant through hormone-hormone in the media used. So this is a biotechnology old level, instead of modern biotechnology.

Kultur jaringan adalah pembuatan bird an perbanyakannya menggunakan permainan komposisi media. Yang digunakan bisa segala sumber organ tumbuhan mulai dari biji, daun, tunas, dsb jadi lebih luas dari teknologi pembibitan konvensional dengan stek. Yang dimanipulasi adalah sel peenyusun organ itu untuk berubah menjadi tanaman sempurna melalui hormone-hormon dalam media yang digunakan. Jadi ini adalah bioteknologi tingkat tua, bukan bioteknologi modern.



Food biotechnology, well-developed enough although not optimally exploited. For example, the composition of soy sauce that distinguish the taste, color and odor / flavor is influenced by the type of soybean as raw material and microbes are also used. While this is all still done traditionally in the study although there are beginning to point to the use of its flavor. Similarly, a variety of fruits and agricultural products for both food as flavorings such as vanilla or dyes and smell much exploited by European and American flavor industry in Indonesia, are also increasingly aware of the importance of modern biotechnology. In addition to flavor, a great need is enzymes and proteins that are widely used in the manufacture of food products such as enzymes protease, lipase, etc. No exception to new uses in cosmetics and hygiene such as the emergence of toothpaste which reduces detergent by replacing protease, shampoo with collagen protein composition.

Bioteknologi pangan, cukup berkembang dengan baik walau belum tereksploitasi secara optimal. Misalnya komposisi kecap yang membedakan rasa, warna dan bau/flavor sangat dipengaruhi oleh jenis kedelai sebagai bahan baku dan juga mikroba yang digunakan. Sementara ini semua masih dilakukan secara tradisional walau secara penelitian sudah ada yang mulai mengarah pada pemanfaatan flavor-nya. Demikian pula berbagai buah dan produk pertanian untuk pangan baik sebagai perasa seperti vanili maupun pewarna dan bau yang banyak dieksploitasi oleh industry flavor Eropa dan Amerika di Indonesia, juga makin merasakan pentingnya bioteknologi modern. Selain flavor, kebutuhan yang besar adalah enzim dan protein yang banyak digunakan dalam proses pembuatan produk pangan seperti enzim protease, enzim lipase, dsb. Tak terkecuali dengan pemanfaatan baru di kosmetik dan kebersihan seperti munculnya pasta gigi yang mengurangi detergen dengan mengganti protease, shampoo dengan komposisi protein kolagen.



Growing industry sector coverage in Indonesia is the use of biotechnology pharmaceutical industry. Perhaps it is not too heard because most of the components of the pharmaceutical industry is still imported and medicinal products for biotechnology is still enjoyed by the haves in big cities. Drugs for the treatment and support of cancer therapy such as hormone erythropoietin, colony growth hormone, stimulating factor, specific antibodies are examples of injectable drugs that once cost several million dollars.

Sector industry yang semakin besar cakupan penggunaan bioteknologinya di Indonesia adalah industry farmasi. Mungkin hal ini tidak terlalu didengar karena sebagian besar komponen industry farmasi masih impor dan produk-produk obat untuk bioteknologi masih dinikmati oleh kalangan berpunya di kota besar saja. Obat-obat untuk pengobatan dan pendukung terapi kanker misalnya, seperti hormone eritropoietin, hormone growth colony, stimulating factor, antibody spesifik adalah contoh-contoh obat yang sekali suntik sekian juta rupiah harganya.

If prescription drugs as mentioned, never advertised in the media, but the medical device for the diagnosis can be observed. For example, the tool DM disease diagnosis must measure their blood sugar levels regularly using a blood sugar measuring device, has begun to be advertised in the national print media in recent years. The main components in electronic devices is the enzyme that converts glucose molecules into electronic signal

Kalau obat resep seperti disebutkan, tidak pernah diiklankan di media massa, tapi alat kedokteran untuk diagnose bisa diamati. Misalnya alat diagnose penyakit DM yang harus mengukur kadar gula darahnya secara teratur menggunakan alat pengukur gula darah, sudah mulai diiklankan di media massa cetak nasional sejak beberapa tahun terakhir. Komponen utama dalam perangkat elektronik ini adalah enzim yang mengubah molekul glukosa menjadi sinyal elketronik.

The Ministry of Agriculture (Ministry of Agriculture) push product of genetic engineering (biotechnology) in Indonesia. This is evidenced by the establishment of the Government Regulation (PP) 21 of 2005 on the Biosafety of Genetically Engineered Products and Regulation of the Minister of Agriculture No. 61/2011 on Testing, Assessment, Waiver and Withdrawal varieties.

Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong produk rekayasa genetika (bioteknologi) di Indonesia. Ini dibuktikan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah (PP) No.21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika dan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas.

Results Sembiring, Director General of Food Crops Plant Director General of Ministry of Agriculture said, genetic engineering technology has been applied in Indonesia. Ministry of Agriculture through the Central Rice Research (ICRR) has released rice varieties resistant to drought, puddle resistant and resistant to brown planthopper rod. Meanwhile, to produce a variety of rice takes over 6 years. "It's all in anticipation of climate change. So to support food security is not negotiable, "said after the results of the Seminar on the Global Status of Commercialized Biotech Crops 2014: The Role of Agricultural Technology in support of Food Self-Sufficiency in the Ministry of Agriculture.

Hasil Sembiring Direktur Jenderal Tanaman Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan mengatakan, teknologi rekayasa genetika sudah diaplikasikan di Indonesia. Kementan melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah melepas varietas padi tahan kekeringan, tahan genangan dan tahan terhadap wereng batang cokelat. Sementara itu, untuk menghasilkan satu varietas padi membutuhkan waktu selama 6 tahun. “Itu semua dalam rangka antisipasi perubahan iklim. Jadi untuk mendukung ketahanan pangan tidak bisa ditawar lagi,” ujar Hasil usai Seminar on Global Status of Commercialized Biotech Crops 2014: Peranan Teknologi Pertanian dalam mendukung Swasembada Pangan di Kementerian Pertanian.

He added that it is not opposed to genetic engineering technology as the government has issued Government Regulation (PP) 21 of 2005 on Biosafety of Genetically Engineered Products and Regulation of the Minister of Agriculture No. 61/2011 on Testing, Assessment, Waiver and Withdrawal varieties.

Dia menambahkan, pihaknya tidak menentang teknologi rekayasa genetika karena pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika dan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/2011 tentang Pengujian, Penilaian, Pelepasan dan Penarikan Varietas.

Agus Pakpahan Chairman of the Commission on Genetic Engineering Biosafety products revealed, Biotechnology has the potential to grow more food, farmers' income, the development of the bio industry, and its role in reducing pressure on natural resources and the environment through increased productivity and utilization of marginal lands.

Agus Pakpahan Ketua Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika mengungkapkan, Bioteknologi memiliki potensi peningkatan pangan, pendapatan petani, pengembangan industri bio, dan perannya dalam mengurangi tekanan bagi sumber daya alam dan lingkungan melalui peningkatan produktifitas dan pemanfaatan lahan-lahan marginal.



But he said, as part of the technology will continue to evolve biotechnology related with the development of the technology itself. "In this process required the development of regulatory systems and policies rules and which prevent the exploitation of man by the technology itself," he said.

Namun katanya, sebagai bagian dari teknologi maka bioteknologi akan terus berkembang sejalalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri. “Dalam proses ini diperlukan pengembangan sistem peraturan dan perundanganserta kebijakan yang mencegah terjadinya eksploitasi manusia oleh teknologi itu sendiri,” tandasnya



Chairman of Contact Farmers and Fishermen (KTNA) Winarno Tohir said Indonesia require technological breakthroughs to meet domestic food needs. "The goal is not to rely on imports. It is precisely how we export it. Hopefully not too long use of biotechnology planted," said Winarno, Wednesday (02/11/2015). Bambang Purwantara Director Indonesian Biotechnology Information Center (IndoBIC) revealed, food as mandated by Nawa Cita lighter Cabinet Work will be realized with the support of technology, including biotechnology adopt.
He added that Indonesia in the adoption of biotech crops mainly maize and sugarcane. "Now just waiting for approval from the commission feed. Expected in the near future Indonesian farmers will be able to plant biotech crops, "said Bambang

Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir menyatakan Indonesia memerlukan terobosan teknologi untuk mencukupi kebutuhan pangan dalam negeri. "Tujuannya agar tidak bergantung dari impor. Justru bagaimana kita mengekspornya. Semoga penggunan bioteknologi tidak terlalu lama ditanam,” ujar Winarno, Rabu (11/02/2015). Bambang Purwantara Direktur Indonesian Biotechnology Information Center (IndoBIC) mengungkapkan, katahanan pangan sebagaimana diamanatkan oleh Nawa Cita Kabinet Kerja akan lebih ringan diwujudkan dengan dukungan teknologi, termasuk mengadopsi bioteknologi. Dia menambahkan, Indonesia dalam adopsi tanaman biotek utamanya jagung dan tebu. “Sekarang tinggal menunggu persetujuan dari komisi pakan. Diharapkan dalam waktu dekat petani Indonesia akan dapat menanam tanaman biotek,” ujar Bambang

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi