Kambing pembuat jaring laba-laba

Serat laba-laba yang kuat dan fleksibel adalah salah satu material yang paling berharga di alam, dan bisa digunakan untuk menciptakan serangkaian produk—mulai dari ligamen buatan hingga tali parasut (parachute cords)—jika saja kita bisa memproduksinya dalam skala komersial. Pada tahun 2000, Nexia Biotechnologies mengumumkan bahwa mereka telah mendapatkan jawabannya: seekor kambing yang bisa memproduksi jaring laba-laba dalam susunya.

Para peneliti memasukkan gen sutera pembuat jaring dari seekor laba-laba ke dalam DNA kambing tersebut dengan cara sedemikian rupa sehingga kambing tersebut akan memproduksi protein sutera tersebut hanya di dalam susu mereka. “Susu sutera” ini kemudian bisa digunakan untuk membuat material seperti jaring yang disebut Biosteel.

1. Goat maker cobwebs

Spider fibers are strong and flexible is one of the most valuable material in nature, and can be used to create a series of products ranging from artificial ligaments to strap a parachute (parachute cords) -if only we can produce it on a commercial scale. In 2000, Nexia Biotechnologies announced that they have got the answer: a goat that can produce spider webs in their milk.

Researchers insert silk genes making webs of spider DNA into a goat in a way such that the goat will produce the silk proteins in their milk only. "Milk silk" can then be used to create net-like material called Biosteel.

2. Ikan salmon yang cepat besar

Ikan salmon milik AquaBounty yang dimodifikasi secara genetik tumbuh dua kali lipat lebih cepat dibandingkan ikan salmon varietas konvensional—foto ini menunjukkan dua ekor ikan salmon yang berusia sama, yang di sebelah belakang telah diubah secara genetik. Perusahaan tersebut mengatakan ikan tersebut mempunyai rasa, warna, dan bau yang sama, dengan ikan salmon biasa; akan tetapi, perdebatan masih berlanjut tentang apakah ikan tersebut aman dimakan.

Ikan salmon Atlantik yang direkayasa secara genetik mempunyai hormon pertumbuhan tambahan yang berasal dari ikan salmon Chinook sehingga memungkinkan ikan tersebut memproduksi hormon pertumbuhan sepanjang tahun. Para ilmuwan mampu membuat hormon tersebut tetap aktif dengan cara menggunakan sebuah gen yang berasal dari seekor ikan yang menyerupai belut yang dinamakan ocean pout, yang berfungsi sebagai sebuah “saklar” bagi hormon tersebut.

Jika FDA menyetujui penjualan ikan salmon tersebut, maka ini akan menjadi kali pertamanya pemerintah mengijinkan hewan yang dimodifikasi dipasarkan untuk konsumsi manusia. Menurut pedoman pemerintah federal, ikan tersebut tidak akan diberi label sebagai ikan yang dimodifikasi secara genetik.

7. Salmon is a great fast

AquaBounty salmon belong genetically modified to grow twice as fast compared to conventional varieties of salmon-photo shows two fish salmon of the same age, which at the rear has been genetically altered. The company said the fish have a flavor, color, and smell the same, with the usual salmon; however, the debate continues on whether the fish are safe to eat.

Atlantic salmon genetically engineered to have additional growth hormone derived from Chinook salmon that allows the fish to produce growth hormone all year. The scientists were able to make these hormones stay active by using a gene derived from a fish that resemble eels, called ocean pout, which functions as a "switch" for the hormone.

If the FDA approves the sale of the salmon, then this will be the first time the government has allowed modified animals marketed for human consumption. According to federal government guidelines, the fish would not be labeled as genetically modified fish.

8. Sapi dengan kandungan gas yang lebih sedikit

Sapi memproduksi methane dalam jumlah yang banyak sebagai hasil dari proses pencernaan mereka—methane tersebut dihasilkan oleh sebuah bakterium yang merupakan produk samping dari makanan sapi yang mengandung selulosa tinggi yang termasuk rumput dan jerami. Methane merupakan kontributor utama—kedua setelah karbon dioksida—bagi efek rumah kaca, sehingga para ilmuwan telah bekerja untuk melakukan rekayasa genetik pada seekor sapi agar bisa memproduksi lebih sedikit methane.

Para ilmuwan riset agrikultur di Universitas Alberta telah mengidentifikasi bakteria yang bertanggung jawab dalam produksi methane dan telah merancang serangkaian sapi yang bisa menciptakan methane 25 persen lebih sedikit daripada sapi biasa.

9. Cow with a gas content less

Cows produce methane in large quantities as a result of their digestive process-methane is produced by a bacterium that is a byproduct of cattle food containing high cellulose which includes grass and hay. Methane is a major contributor to carbon dioxide-second after-the greenhouse effect, so scientists have been working to genetically engineer on a cow in order to produce less methane.

Agricultural research scientists at the University of Alberta have identified the bacteria responsible for methane production and has designed a series of cattle that could create 25 percent less methane than ordinary cows.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi