Prinsip Dasar Komunikasi .

Dalam proses itu nampak adanya penyampaian informasi , ide beserta sikap dari seseorang kepada orang atau sekelompok Berbicara baik di depan umum ataupun dengan seseorang, pada hakikatnya merupakan proses komunikasi di antara kedua belah pihak yang terlibat orang lain dengan tujuan tertentu yang di canangkan si pembicaranya.

Dengan kata lain, pembicaraan dimaksud melibatkan segalah komponen serta unsur-unsur komunikasi. Bahkan mungkin juga berlangsung lama hingga mencapai situasi dan kondisi kedua belah pihak memperoleh kesamaan makna terhadap apa yang di perbincangkannya.

Istilah “komunikasi” sendiri pada hakikatnya mengandung arti ganda. Komunikasi bisa di artikan sebagai hubungan antar bagian-bagian mesin, seperti as gardan pada mobil, pemindahan tenaga listrik pada perkakas dapur, jalan penghubung kota; dan pengaruh suatu organisme lainnya.

Dalam hal pengertian yang terakhir, kita dapat mengenal adanya komunikasi di kalangan hewan, dari kicauan burung, kokok ayam, raungan kucing, sampai pada gonggongan anjing yang mengandung peringatan atau hardikan. Karena itu kita bisa lebih kenal lagi pada konsep dasar yang membatasi komunikasi dengan interaksi di kalangan manusia .

Dengan demikian komunikasi di kalangan manusia merupakan upaya mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku orang lain dengan menggunakan sinyal dan atau simbol yang dirasakan melalui pikiran sehat orang lain itu, sadar ataupun tidak (jones, 1978: 6)

Lebih operasional lagi Carl I Hovland (1953: 12) menyatakan bahwa komunikasi adalah proses di mana seorang insan ( biasanya berupa lambang dalam bentuk kata-kata) untuk mengubah perilaku insan lainnya ( hadirin).

Dalam hal ini Hovland mengemukakan empat faktor yang terlibat dalam proses komunikasi yang dimaksud yaitu:

oleh komunikator

1. Komunikator yang memprakasi komunikasinya

2. Rangsangan ( stimulus atau lazim pula disebut pesan komunikasi ) yang disampaikan

3. Hadirin ( biasa disebut komunikan ) yang menanggapi pesan komunikasi tersebut

4. Tanggapan hadirin terhadap pesan komunikasi yang disampaikan komunikator itu

Tidak seorang komunikator melakukan sesuatu perilaku apabila tidak di rangsang oleh panca indranya yang memperoleh kesan dari suatu kehdiran fakta , data, gejala, atau peristiwa yang ada disekitarnya. Fakta, data, gejala, atau peristiwa, maupun apa saja yang ada di alam semesta ini akan selalu menimbulkan kesan pada otak siapa pun atas laporan panca indranya.

Atas persepsinya itu timbul idea tau inisiatifnya untuk menyampaikan pesan yang akan merangsang lawan bicara atau orang lain yang memedulikannya,

Baik mereka hadir di hadapannya maupun tidak. Melalui idenya itu si komunikator merekayasa pesan-nya sedemikian rupa serta menyampaikannya kepada komunikan dengan didasarkan pada tujuan yang diinginkannya .

Dalam keadaan tidak sama, komunikator akan selalu berusaha keras untuk “ menyamakannya “akibat dengan tujuan yang dikehendakinya, dalam arti berusaha mempengaruhi komunikan agar berpersepsi yang sama terhadap pesan dan tujuan yang disampaikannya.

Dengan kata lain, komunikasi membuat si penerima dan si pemberi sama-sama atau bersesuaian (tuned) dalam menanggapi suatu pesan (onong, 1973 : 39 ).

Dengan demikian, sebenarnya komunikasi akan berlangsung apabila di dalamnya terlibat paling sedikit enam unsur yaitu; sumber, komunikator pesan, komunikan, tujuan dan akibat. Sedangkan bagi komunikasi sifaatnya luas, umum, melibatkan jarak jangkauan penyampaian pesan yang jauh, selalu harus menggunakan media. Adapun Situasi-nya justru tergantung pada kondisi dari masing-masing unsur tersebut.

Dalam hal berlangsungnya suatu komunikasi, para pelaku komunikasi - baik komunikator maupun komunikan – menjalani kondisi di mana masing-masing memperoleh persepsi terhadap situasi yang terjadi pada saat itu.

Karenanya syarat utama untuk mencapai kesamaan ( commonness ) pendapat, sifat, sikap, dan perilaku terhadap pesan yang timbul dalam proses komunikasi itu, masing-masing pelaku komunikasi harus mampu dan mau ber-empati (memproyeksikan dirinya pada diri lawan dalam berkomunikasi itu).

Dengan demikian, masing-masing pelaku komunikasi akan dapat memahami maksud dari penyampaian pesan (yang dilakukan komunikator) maupun umpan balik yang muncul sebagai akibat (penerimaan komunikan terhadap pesan tersebut) yang terjadi pada diri komunikan.

Kesediaan untuk berempati merupakan suatu sikap psikologis yang berintikan itikad baik untuk mencapai persesuaian paham (astrid, 1982: 6).

Dalam hal ini jelas bahwa prinsip dasar dari komunikasi akan melibatkan pelbagai bentuk persuasi, sekalipun dalam situasi komunikasi tatap muka (Hovland. 1953:5).

Melaui empati dan teknik-teknik persuasinya, komunikator berusaha memepengaruhi komunikannya, dalam arti berupaya mempengaruhi komunikannya, dalam arti berupaya mengubah sikap, sifat, pendapat, dan perilaku komunikan sesuai dengan apa yang dikehendakinnya.

Apabila sikap. Sifat, pendapat, atau pelaku komunikan itu sesuai dengan kehendak komunikatornya, maka komunikasinya yang dimaksud dikatakan berhasil, dalam arti kehendak komunikator itu tercapai. Dalam hali ini terwujud suatu kesamaan makna terhadap pesan komunikasi antara komunikator dengan komunikan.

Situasi demikian seringkali terjadi selama komunikasi itu belum menunjukkan perubahan yang sesuai dengan keinginan komunikatornya , atau akibat dari komunikasi itu belum menunjukkan sama dengan tujuannya. Selama itu pula komunikasi akan berlangsung dengan timbale balik, diman masing-masing pelakunya berubah-ubah status dari komunikator menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator.

B. Hakikat Retorika.

Pengertian Retorika

Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara berarti mengucapkan kata atau kalimat kepada seorang atau sekelompok orang, untuk mencapai suatu tujuan tertentu (misalnya member motivasi) . Berbicara adalah salah satu kemampuan khusus pada manusia. Oleh karena itu pembicaraan itu setua umur bangsa manusia. Bahasa dan pembicaraan itu muncul, ketika manusia mengungkapkan dan menyampaikan pikirannya kepada manusia lain.Retorika berarti kesenian untuk berbicara baik (kunst, gut zu reden atau ars bene dicendi), yang dicapai berdasarkan bakat alam (talenta) dan keterampilan teknis (ars , techne).Dalam dewasa ini retorika diartikan sebagai kesenian untuk berbicara baik, yang dipergunakan dalam proses komunikasi antar manusia.Retorika modern mencakup ingatan yang kuat, daya kreasi dan fantasi yang tinggi, teknik pengungkapan yang tepat dan daya pembuktian serta penilaian yang tepat. Retorika modern adalah gabungan yang serasi antara pengetahuan, pikiran, kesenian dan kesanggupan berbicara.

Dalam bahasa percakapan atau bahasa populer, retorika berarti pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, atas cara yang lebih efektif, mengucapkan kata-kata yang tepat, benar dan mengesankan.Keterampilan dan kesanggupan untuk menguasai seniberbicara ini dapat dicapai dengan mencontoh para rector yang terkenal (imitatio)dengan mempelajari dan mempergunakan hukum-hukum retorika (doctrina) dan dengan melakukan latihan yang teratur (excercitium).

Dalam seni berbicara dituntut juga penguasaan bahan (res) dan mengungkapan yang tepat melalui bahasa melalui :









1. Alasan Retorika Dipelajari

Didalam masyarakat umumnya dicari para pemimpin atau orang-orang berpengaruh, yang memiliki kepandaian di dalam hal berbicara.

Menguasai kesanggupan berbicara dan keterampilan berbicara menjadi alasan utama keberhasilan orang-orang terkenal di dalam sejarah dunia.Dalam sejarah dunia justru kepandaian berbicara atau berpidato merupakan instrumen utama untuk mempengaruhi massa. Bahasa dipergunakan untuk ketidak mampuan dan keyakinkan orang lain. Ketidak mampuan mempergunakan bahasa, sehingga tidak jelas mengungkapkan masalah atau pikiran akan membawa dampak negative dalam hidup dan karya seorang pemimpin.

Oleh karena itu, pengetahuan tentang rwetorika dan ilmu komunikasi, yang memadai akan membawa keuntungan bagi pribadi bersangkutan dalam bidang-bidang di bawah ini:

2. Kemampuan pribadi

Menguasai ilmu retorika dan keterampilan dalam mempergunakan bahasa secara tepat, dapat meningkatkan kemampuan pribadi orang yang bersangkutan. Keuntungan-keuntungannya antara lain:

· Rasa tertekan, tegang, takut dan cemas di depan public dapat dikuragi atau dilenyapka

· Rasa pasti pada diri dapat dipupuk dan bertumbuh

· Kesadaran dan kepercayaan terhadap diri dapat semakin bertamabah

· Dia dapat mengalami perkembangan dalam hal teknik berbicara

· Artikulasi dalam mengucapkan kata-kata menjadi lebih jelas

· Bahasanya memiliki daya persuasi

· Lewat komunikasi retoris kemampuan pendagogis dan psikologis dapat di bina

· Kemampuan untuk berbicara secara spontan dapat dikembangkan

· Kemampuan memberi motivasi dapat dipertinggi

· Dapat menjadi lebih terampil dan cekatan dalam mengemukakan dan memepertahankan pendapat atau ide

· Dapat memperluas perbendaharaan kata

· Dapat mengkoordinasi dengan lebih mudah mimik dan gerak- gerik selama berbicara atau berdialog

· Kesediaan untuk mendengarkan orang lain dapat dikembangkan

· Keterampilan untuk mengolah artikel dapat dikembangkan

3. Keberhasilan pribadi

Orang yang menguasai ilmu retorika dapat terampil dalam mempergunakan bahasa, dapat mengalami banyak sukses dalam hidup dan karyanya, antara lain:

· Mengalami kemudahandalam proses berkomunikasi

· Baginya terbuka kesempatan dan kemungkinan yang lebih luas untuk mendapat kerja

· Dapat lebih berhasil dalam usaha-usaha pribadi

· Lebih mudah mendapat pengakuan dan penghargaan dari orang lain

· Memperoleh kemungkinan lebih besar untuk menanam pengaru

· Pengertian terhadap orang lain semakin terbina

· Dapat terbina sikap batin yang positif terhadap sesame dan dunia sekitar, yang dapat memperbesar sukses dalam hidup dan karyanya

4. Tugas dan Jabatan

· Dalam mengemban suatu tugas atau jabatan, penguasaan ilmu retorika dapat member keuntungan-keuntungan sebagai berikut

· Orang dapat mengemukakan pikiran secara singkat, jelas tetapi padat sehingga mudah menyakinkan orang lain

· Orang memiliki keterampilan dan kekuatan dalam mempertahankan pikiran atau pendapat

· Orang dapat membina relasi yang menguntungkan dengan organisasi, perusahaan, institut atau partai-partai politik

· Penguasaan yang lebih baik tentang seni membawakan ceramah atau pidato dalam situasi atau kesempatan-kesempatan penting

· Membantu dalam memperluas orientasi dan wawasan

· Mempertinggi keterampilan para produsen untuk menjual dan menawarkan hasil-hasil produksinya

· Memperluas pengetahuan, khususnya mengenai sumber-sumber informasi

· Memperkecil kemungkinan kesalahan komunikasi, yang dapat membawa dampak negatif bagi tugas dan jabtan.

5. Kehidupan pada umumnya

Secara umum penguasaan ilmu retorika dapat mendatangkan keuntungan-keuntungan di bawah ini:

o Memberi kesempatan dan kemungkinan untuk mengontrol diri

o Dalam proses komunikasi yang sering , orang dapat menjadi semakin terbuka terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain

o Menghantar orang yang bersangkutan ke dalam bidang interese yang baru

o Mengaktifkan dan mengembangkan kesanggupan-kesanggupan laten

o Lewat proses komunikasi retoris dapat terbina sikap objektif dan toleran

o Menjadi lebih lincah dalam pergaulan dan komunikasi antarmanusia

C. Retorika Sebagai Satu Proses Komunikasi

1). Apa itu komunikasi?

Komunikai adalah proses pengalihan makna antar pribadi manusia atau tukar-menukar berita dalam sistem informasi. Ada empat faktor yang menjadi persyaratan terjadinya satu proses komunikasi yaitu:

· Komunikator (K), adalah orang atau pribadi yang mengatakan, atau mengucapkan sesuatu.

· Warta, pesan atau informasi (I), yaitu apa yang diucapkan; apa yang disampaikan.

· Resifiens (R), adalah oraang yang mendengar atau menerima apa yng dikatakan atau disampaikan oleh komunikator.

· Medium (M), adalah tanda yang dipergunakan oleh komunuikator untuk menyampaaikan warta atau pesan.

Supaya komunikasi dapat tejadi, dalam arti terjadi saling pengertian antara komunikator dan resipiens, harus ada perbendaharaan tanda (T), yang dimiliki oleh komunikator dan resipiens dan dapat dimengerti oleh keduanya. Komunikasi adalah saling hubungan antara komunikator dan resipiens, di mana komunikator menyampaikan sesuatu pesan kepada resipiens, melalui medium untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2). Retorika sebagai proses komunikasi

Aspek-aspek komunikasi retoris sebagai berikut:Seorang pembicara, menyampaikan kepada ;

· Seorang pendengar sebagai kawan bicara atau pelanggan;

o Sesuatu;

o Dengan maksud dan tujuan tertentu (menjual mobil);

o Memberikan argumen –argumen terhadap pembicaraan

Sambil mendengar dan mempertimbangkan argumen-argumen balik dari pendengar;

3) .Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Komunikasi Retoris

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi efektivitasdalam proses komunikasi retoris. Faktor-faktor ini terdapat pada setiap unsur komunikasi seperti: komunikator, pesan, medium dan resipiens.

A. Pada komunikator

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris adalah:

1. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi

Yang dimaksud adalah penguasaan bahas dan keterampilan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengam kebutuhan mereka.

2. Sikap komunikator

Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap mantap dan mengyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besardalam proses komunikasi retoris.

3. Pengetahuan umum

Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator sebaiknya memiliki pengetahuan umum yang luas karena begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dab dapat mengerti mereka dengan lebih baik.

4. Sistem sosial

Sistem komunikator berada dan hidup di dalam system masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jabatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi berpengaruh atau tidak).

5. Sistem kebudayaan

Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki seorang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris.

1. Faktor-faktor pada Resipiens

Faktor-faktor ini pada umumnya sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikator.

A. Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi

Komunikasi tidak akan terjadi apabila bahasa yang dipergunakan oleh komunikator tidaak dimengerti oleh resipiens. Dalam hubungan dengan hal ini, perlu diperhatika bahwa pendengar mempunyai cara memndengar dan mengerti sendiri, yang dapata berbeda dari apa yang sebenarnya dimaksud oleh komunikator.

B. Sikap resipiens

Faktor ini juga dapat menentukan aktivitas komunikasi retoris. Sikap-sikap positif seperti terbuka, senang, tertarik dan simpatik akan member pengaruh positif dalam proses komunikasi; sebaliknya sikap-sikap negatif seperti tetutup, jengkel, tidak simpatik tehadap komunikator akan mendatangkan pengaruh negatif.

C.Sistem Sosial dan Kebudayan

Sistem sosial dan kebudayaan tetentu dapat menghasilkan sifat dan karakter khusus pada resipiens. Orang dapat bersifat patuh, rendah hati, suka mendengar, tidak banyak bicara atau tidak berani menantang. Di lain pihak orang bisa menjadi kritis, suka membantah dan tidak mudah tunduk pada pimpinan.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi