Apa Itu Pengertian Belajar

1. Pengertian Belajar

Selama mengecap pendidikan mulai dari sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, kegiatan belajar merupakan kegiatan inti dari semua proses sekolah hingga mendapatkan kelulusan dari sekolah tersebut, berarti kegiatan yang paling pokok selama kita sekolah ialah kegiatan belajar. Dimana hasil atau nilai yang didapat selama bersekolah sanggat tergantung dengan bagaimana proses seorang siswa belajar, dan juga cara guru mengajar.

Dari wikipedia bahasa Indonesia didapat pengertian belajar adalah adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Slameto (2003 : 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

 E.L.Thorndike (dalam Abdurrahman,2003) bahwa tiga hal dalam belajar, yaitu: 1. Hukum kesiapan (law of readiness) menjelaskan bahwa jika seorang anak telah memiliki kesiapan untuk melakukan sesuatu dan diberikan kesempatan untuk melakukannya, maka anak tersebut akan melakukan dengan sepenuh hati; 2. Hukum latihan (law of exercise) menjelaskan adanya penugasan materi pelajaran yang semakin meningkat oleh adanya latihan atau ulangan; 3. Hukum akibat (law of effect) menjelaskan bahwa kuat atau lemahnya hubungan rangsangan jawaban tergantung pada akibat yang diterima oleh siswa yang melakukan suatu perbuatan dan kemudian memperoleh hadiah dari perbuatannya itu, maka ia akan cenderung mengulang perbuatanya itu.

Belajar merupakan suatu kegiatan yang paling utama dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik. Dalam suatu proses belajar yang dilakukan oleh siswa bertujuan untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Berhasil tidaknya pencapaian hasil belajar banyak bergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa.

Belajar juga merupakan kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena belajar akan berlangsung secara terus menerus, dalam arti kata manusia akan terus menerus mengalami proses belajar sepanjang masa. Belajar disebabkan oleh berbagai bentuk stimulus dari lingkungan siswa tercapainya kadar tujuan belajar siswa disebut juga sebagai hasil belajar yang dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya, yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses seseorang untuk mengubah nilai, sikap, kepribadian, dan tingkahlaku menuju yang lebih baik yang dicapai melalui sebuah aktivitas dan juga dipengaruhi oleh lingkunganya.

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar (Darsono, 2004). Hasil belajar merupakan hal yang penting yang akan dijadikan sebagai tolak ukur sejauh mana keberhasilan seorang siswa dalam belajar. Dari hasil belajar guru dapat menilai apakah sistem pembelajaran yang diberikan berhasil atau tidak, untuk selanjutnya bisa diterapkan atau tidak dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar yang diharapkan saat ini meliputi tiga aspek kehidupan (Sanjaya, 2010) yaitu:

a. Aspek kognitif meliputi tingkatan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan evaluasi penilaian.

b. Aspek afektif meliputi memberi respon, memberi nilai/menikmati, dan menerapkan atau mempraktekkan.

c. Aspek psikomotorik, pada aspek ini siswa dapat mempersepsikan, membuat, menyesuaikan pola gerak dan menciptakan gerak-gerik baru.

Abdurrahman (2003) mengatakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak dah hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak didik. Menurut Slameto (2003) secara garis besarnya faktorfaktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat dikelompokkan atas

Faktor Internal

Faktor yang menyangkut seluruh pribadi termasuk kondisi fisik maupun mental atau psikis. Faktor internal ini sering disebut faktor instrinsik yang meliputi kondisi fisiologi dan kondisi psikologis yang mencakup minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain.


a. Kondisi Fisiologis Secara Umum

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang. Orang yang ada dalam keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya dari orang yang ada dalam keadaan lelah. Anak-anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuannya berada dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Anak-anak yang kurang gizi mudah lelah, mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pelajaran.

b. Kondisi Psikologis

Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologi. Oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain seperti faktor dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak.

c. Kondisi Panca Indera

Disamping kondisi fisiologis umum, hal yang tak kalah pentingnya adalah kondisi panca indera terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagian besar yang dipelajari manusia dipelari menggunakan penglihatan dan pendengaran.

d. Intelegensi/Kecerdasan

Intelegensi adalah suatu kemampuan umum dari seseorang untuk belajar dan memecahkan suatu permasalahan. Jika intelegensi seseorang rendah bagaimanapun usaha yang dilakukan dalam kegiatan belajar, jika tidak ada bantuan orang tua atau pendidik niscaya usaha belajar tidak akan berhasil.

e. Motivasi

Motivasi memegang peranan penting dalam memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar sehingga yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai energy yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar.

Faktor Eksternal

Faktor yang bersumber dari luar diri individu yang bersangkutan. Faktor ini sering disebut dengan faktor ekstrinsik yang meliputi segala sesuatu yang berasal dari luar diri individu yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya baik itu di lingkungan sosial maupun lingkungan lain (Djamara, 2008).

a. Faktor Lingkungan

Lingkungan Alami

Lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia dan representasinya (wakilnya), walaupun yang berwujud hal yang lain langsung berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar.

b. Faktor Instrumental

Faktor-faktor instrumental adalah yang penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ialah kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran, dan hasil belajar siswa disekolahnya tidak hanya bergantung pada kemampuan belajar siswa tersebut saja, melainkan juga sangat tergantung pada lingkungan, materi, penyampaian guru dan juga model pembelajaran yang guru terapkan di dalam kelas saat proses belajar mengajar.

2. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar mengajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda (Heterogen). Dalam penyelesaian tugas kelompok setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan oleh kelompok.

Pembelajaran kooperatif disusun dalam usaha meningkatkan partisipasi siswa, mempasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama siswa yang mempunyai latar belakang yanbg berbeda.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa unsur di dalamya adapun unsur-unsur pembelajaran kooperatif tersebut adalah sebagaimana dikemukakan oleh ibrahim, dkk.

a. Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan”.

b. Bisa bertanggung jawab atas suatu di dalam kelompoknya, seperti miliknya sendiri.

c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan sama.

d. Siswa haruslah membagi tugas dan memiliki tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/ penghargaan yang juga diberikan untuk semua anggota kelompok.

f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dikembangkan dalam usaha meningkatkan aktifitas bersama sejumlah siswa dalam kelompok selama proses belajar mengajar. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlunya belajar, berfikir, memecahkan maslah dan belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan serta saling memberitahukan konsep ketrampilan tersebut kerpada siswa yang membutuhkan dan setiap siswa yang menyumbangkan pengetahuan kepada orang lain dalam kelompok. Siwa diharapkan mampu merefleksikan terhadap proses pemikiran mereka sendiri dan membuat koneksi mereka antara pengalaman mereka sendiri dalam bentuk berdiskusi kelompok, diskusi antar kelompok, diskusi antar kelompok dan mengembangkan pengetahuan tentang materi maupun pemecahan masalah.

Pembelajaran kooperatif mucul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompoknya untuk saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks.

Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen and Kauchak, 1996). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar belakang. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Dengan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai suatu tujuan bersama, maka siswa akan mengembangkan keterampilan berhubungan dengan sesama manusia yang sangat bermanfaat bagi kehidupan di luar sekolah.

Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri-ciri tertentu dibandingkan dengan model lainnya. Arends (1997) menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

b. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

c. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam.

d. Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi