Masalah Manajemen Operasional

Manajemen operasional adalah suatu fungsi atau kegiatan manajemen yang meliputi perencanaan, organisasi, staffing, koordinasi, pengarahan dan pengawasan terhadap operasi perusahaan. Operasi ini merupakan kegiatan (di dalam perusahaan) untuk mengubah masukan menjadi keluaran, sehingga keluarannya akan lebih bermanfaat dari masukannya. Keluaran tersebut dapat berupa barang atau jasa.

Ada tiga masalah pokok yang dihadapi perusahaan yaitu :

1. Masalah penentuan posisi perusahaan

Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif dan efisien. Oleh karena itu perlu diputuskan bagaimana hendaknya posisi perusahaan. Keputusan itu meliputi, antara lain mengenai pemilihan strategi berproduksi, penentuan produk yang akan ditawarkan kepasar, termasuk menentukan kualitasnya.

2. Masalah desain

Masalah desain mencakup perancangnan fasilitas operasi yang akan digunakan. Untnuk mengatasi masalah ini hendaknya dilakkan pengambilan keputusan dibidang rancang bangun (design). Uuntuk proses manufaktur menghasilkan barang, keputusan ini antara lain meliputi: perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin yang akan dipakai, perencanaan bangunan, tata letak (layout) ruangan dan lingkungan kerja.

3. Masalah operasional

Masalah ini timbul biasanya pada saat produksi sudah berjalan. Untnuk proses manufaktur yang menghasilkan barang, keputusan terhadap masalah operasional ini antara lain: rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengaawasan kualitas dan pengawasan biaya produksi.

B. Masalah Proses Produksi dan Operasi

Persoalan dalam proses ini sangat banyak, namun persolan ini akan dipilah sesuai dengan SKB. Untuk manufaktur, persoalan-persolan dalam proses tersebut dikelompokkan sesuai dengan masalah manajemen operasional diatas, sebagaii berikut:

1. Kelompok Masalah Posisi Perusahaan, persoalan-persoalan utamanya adalah:

a. Pemilihan strategi produksi

Agar barang dan jasa yang akan diproduksi dapat memenuhi kebutuhan konsumen, biasanya didahului dengan suatu kegiatan penelitian, seperti peneltian pasar dan pemasaran. Dari masukan penelitian pasar dan pemasaran ini berikutnya akan ditetapkan macam-macam produk yang menjadi alternatif yang dibuat. Mengacu pada alternatif produk-produk ini selanjutnya, akan dikaji pulakaitannya dengan aspek-aspek yang lain, seperti aspek keuangan dan seterusnya.

b. Pemilihan Dan Perencanaan Produk

Setelah menentukan beberapa alternatif ide, maka selanjutnya perlu dikaji beberapa produk yang menjadi prioritas untuk diproduksi. Berikut ini tahapan-tahapan pekerjaan pada umumnya yaitu:

a) Penentuan Ide Produk dan Seleksi

Ide produk dapat diciptakan atas masukan berbagai aspek, seperti pada aspek pasar dan pemasaran.

b) Pembuatan Desain Produk Awal

Dalam produksi barang, desain awal akan lebih jelas bila dibandingkan dengan produk jasa. Dalam membuat desain produk awal ini, hendaknya mempertimbangkan hal-hal seperti: manfaat produk yang akan dibuat, fungsi yang hendaknya dimiliki barang agar menunjang manfaat-manfaatnya, desain, seni dan estetika barang yang akan diproduksi. Desain produk awal ini akan ditindak lanjuti menjadi produk yang lebih mendekati sebenarnya.

c) Pembuatan Prototip Dan Pengujian

Pembuatan Prototip adalah khusus untuk produksi barang secara masal. Prototip adalah adalah produk yang dibuat sebagai produk percobaan sebelum produk dibuat secara besar-besaran. Ia berfungsi untuk menilai kemampuan produk agar sesuai dengan standar yang ditetapkan. Untuk bidang jasa prototip bisa juga dibuat, yaitu untuk sistem komputer untuk aplikasi general ledger (akuntansi).

Jika prototip ini jika dapat atau belum diimplementasikan, dapat juga diulang hingga prototip berhasil.

d) Implementasi

Tahap ini mencoba untuk menilai apakah produk yang sudah mulai diproduksi dan ditawarkan di pasar memiliki masa depan yang baik. Cara melakukan penilaiannya bermacam-macam, salah satunya dengan menggunakan preference matrix. Caranya produk dinilai melalui kriteria-kriteria yang dianggap penting. Selanjutnya nilailah produk berdasarkan kriteria-kriteria tersebut. Misalnya, dengan memberi bobot kepentingannya. Selanjutnya, nialailah produk dengan memberi bobot sesuai dengan skala minimal ordinal. Selanjutnya carilah rata-rata skornya. Terakhir, bandingkan rata-rata skor itu denngan standar minimal yang telah ditentukan perusahaan. Jika nialainya diatas standar, maka dianggap bahwa produk berada pada kondisi sukses, minimal pada saat itu.

Jadi, proses desain merupakan proses berulang. Informasi baru yang diberikan oleh pemakai dapat dimanfaatkan guna menemukan cara-cara meningkatkan desain, misalnya dalam rangka pengematan biaya produksi ataupun untuk mencapai sasaran kualitas.

2. Rencana kualitas

Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Kualitas produk, baik yang berupa maupun jasa perlu ditentukan melalui dimensi-dimensinya. Perusahaan hendaknya menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya. Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan berikut ini.

a. Produk Berupa Barang

Menurut David Garvin, yang dikutip Vincent Gaspersz, menentukan dimensi kualitas barang dapat dilakukan melalui delapan dimensi seperti ini.

a) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.

b) Features, yaitu aspek performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnnya.

c) Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula

Post a Comment

Artikel Terkait Tips Motivasi